[MOVIE REVIEW] Dua Kodi Kartika: Tiada Hasil yang Khianati Usaha

Sabtu, 03 September 2016


Assalammualaikum,


Pastinya kamu sering mendengar ungkapan berikut ini: tiada hasil yang khianati usaha, ungkapan ini sesungguhnya benar adanya and literally happen in real life lho. Jika kamu mau berusaha, dengan giat dan untuk kebaikan, hasilnya pun akan sesuai dengan apa yang kamu usahakan. Kalau setengah-setengah tak jarang hasilnya pun nggak sempurna. Setuju?


Sama hal nya dengan kesuksesan seseorang tak luput dari perjuangan, usaha keras, kegigihan, berjuta doa bahkan air mata mengiring kata sukses tersebut menjadi nyata. Sebut saja, Ika Kartika atau biasa dipanggil Bunda Ika, seorang wanita tegar dan kuat pemilik bisnis KéKé Busana yang berhasil dan sukses hingga saat ini. 

Kisah Bunda ini pun tertuang pada buku karya Rendy Saputra, seorang CEO KéKé Busana, yang diluncurkan pada tahun 2015, kemudian mengabadikannya dalam sebuah film dokumenter. Kebetulan banget nih, beberapa hari yang lalu aku diundang untuk menyaksikan Premier film ini di Epicentrum Walk, Jakarta.



Kisah dalam film dokumenter yang diberi judul Dua Kodi Kartika - The Heritage of Love, lebih banyak menceritakan perjalanan hidup dan perjuangan Bunda Ika saat merintis usahanya hingga menjadi besar dan sukses seperti saat ini. Film yang berdurasi kurang lebih 60 menit ini, digarap selama 3 bulan bersama sutradara muda documentarian Ali Eunoia. 

Sebelum aku membahas lebih dalam tentang film ini, aku mau ceritain sedikit aja nama dibalik Dua Kodi Kartika dan mengapa bisnis Bunda Ika diberi label KéKé Busana.

Nama KéKé sendiri sebenarnya diambil dari bahasa Sunda yaitu Keukeuh yang artinya teguh, mempunyai filosofi kuat mengenai apapun yang kamu kerjakan dengan teguh, kuat dan fokus akan menghasilkan sesuatu yang luarbiasa. Selain itu, ternyata Bunda Ika pun mempunyai karakter yang tegas, pantang menyerah juga teguh pada pendirian yang dibuatnya. Lalu kata-kata "Dua Kodi" pun diambil dari awal mula Bunda Ika memulai bisnisnya dari dua kodi pakaian atau 40 potong baju yang dijualnya di Pasar Tanah Abang. Bisa dibilang 40 pakaian inilah cikal bakal kesuksesan bisnis busana Bunda Ika yang dengan semangat pantang menyerah pun penuh kasih sayang mendobrak keterbatasan yang melilitnya. 

Kita kembali ke film dokumentar ini ya :) 

Bunda Ika dan suaminya, Fahrul Farid flashback ke "masa-masa indah" mereka tiap subuh belanja baju di Bojong Gede untuk dijualnya kembali di Tanah Abang menggunakan motor butut yang dimiliknya. Kebayang dong ya gimana perjuangan mereka di setiap subuh membawa dua bahkan lebih dari dua karung malah, diatas motor dan harus rela berbagi tempat duduk dengan karung-karung berisi pakaian yang akan dijual kembali tersebut. Sedihnya, suatu saat pernah dua karung jatuh selama perjalanan dari Bojong Gede ke Tanah Abang. Hilang dua karung pakaian itu rasanya menyedihkan, kesal, marah bahkan Bunda Ika pun ngambeg karena mengingat keuntungan dari dua karung baju itu untuk kebutuhan sehari-hari mereka. 




Bunda Ika memiliki tiga orang putri cantik, yang dua diantaranya kuliah di luar negeri, bersungguh-sungguh dalam merintis usahanya tersebut. Selain ulet, Bunda Ika seperti kebanyakan wanita pada umumnya, mampu bekerja secara multi tasking. Dimana ia memainkan 4 peran sekaligus dalam kehidupannya, sebagai seorang anak, istri, ibu dari anak-anaknya dan pelaku bisnis. 

Impian Bunda Ika yang kandas untuk bersekolah ke luar negeri, dapat ia wujudkan dengan menyekolahkan anak-anaknya di Monash University Australia karena buah manis perjuangan dari Bunda Ika membesarkan bisnis usahanya.


Banyak sekali pesan moral yang disampaikan pada film dokumenter ini, yang paling lekat diingatanku adalah, ketika sukses dan berada di puncak selalu lihat kebawah untuk bersyukur, ingat jasa orang-orang yang setia disamping kita untuk mewujudkan mimpi. Jangan seperti kacang yang lupa kulitnya, jangan jadi orang yang sombong, tidak tahu diri bahkan lupa akan asal usulnya. Hargai perjuangan yang pernah dilakukan, Jadikan sebagai alasan untuk tetap sederhana, menghargai orang lain dan kekuatan untuk terus menjalani kesuksesan ini dengan sebaik-baiknya.  

Hal tersebut tergambar dari bagaiman Bunda Ika melupakan Ibu Rustiah, seseorang yang sejak awal meneneminya dalam merintis bisnis hingga sampai mencapai kesuksesannya sampai sekarang. Karena perubahan manajemen yang membuat Ibu Rustiah keluar sehingga terjadi keretakan hubungan dengan Bunda Ika. Dua tahun mereka berdua berpisah. Masing-masing saling merindukan. Sebenarnya Ibu Rustiah sudah mengikhlaskan dirinya keluar, namun Bunda Ika tentu tidak enak hati. Meskipun sempat ada kesalahpahaman antara mereka, akhirnya dapat terselesaikan dengan saling bertemu dalam keharuan dan kebahagiaan. 

Film dokumenter ini dibintangi Ika Kartika, Fahrul Farid, Fahrulia Amanda, Fahrulia Emeralda, Fahrulia Rahmania, Ade Sutisna, Yohana Koesmaryani, Suliha, Rustiah, Taryunah, Desi Rahmawati, Duria Suncar Otto, Lilijanti Prihadi dan Rendy Saputra. 

Penasaran akan keseluruhan filmnya? Beli bukunya dan tonton filmnya ya gaes! :) 


21 komentar

  1. Touching story ya kaka. Btw kece amat poto di endingnya :D

    BalasHapus
  2. Asli mewek deh nonton ini, beneran touching my heart (mana ga bawa tisu, minta buncil dikasih tisu basah hahaha)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makanya lain kali bawa tisu ndiri, mamak2 pny anak kecil mah pasti bawanya tisu basah XD

      Hapus
  3. Untung ngga ikut, kl ikut bisa segukan bareng sama Mamtir hihihi

    BalasHapus
  4. Tiada hasil yang mengkhianati usaha >> setuju banget, Kak Aie!

    emang yah ceritanya touching dan ispiring banget. Salut sama Bunda:D

    BalasHapus
  5. Waaa yg pakai kerudung pink itu bunda Ika ya mba? Keren bgt ya bisa kekeuh berusaha sampe sukses :'D

    BalasHapus
  6. Wah hana baru tahu kalau keke tuh dari kekeuh mba :D inspiring yaaa :) makasih mba :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Beli bukunya Hana, lebih detail and inspiring juga :)

      Hapus
  7. Suka banget sama tulisan ini : ga ada hasil yang mengkhianati usaha :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aniinn.. mamacih udah komenin tulisan akuu

      Hapus
  8. Hahaha, aku pasti nangis juga nih. Liat iklan aja brebes mili, hahaha..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mewek anet berlimpah limpah pasti hahahaha

      Hapus
  9. keren kakak emang betul sih ya usaha gk pernh bohong

    BalasHapus
  10. Wah jadi penasaran sama bukunya, ntar cari aaah. Maaksi infonya mak Aie :D

    BalasHapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisanku ini, bahagia deh rasanya kalo kamu bisa berkomentar baik tanpa ngasih link apapun dan enggak SPAM. :)