Ibu Bijak, Cerdas Pilih Investasi yang Aman Bagi Keluarga

Senin, 09 Oktober 2017

Setelah mendapatkan cukup bekal mengatur anggaran keuangan dan mengelola keuangan keluarga, kali ini aku dan teman-teman dari Kumpulan Emak Bloggers kembali bertemu dalam workshop financial literacy yang diadakan oleh Visa dan Ibu Berbagi Bijak.

Tak terasa, workshop kali ini adalah yang terakhir untuk kami para Ibu yang Insha Allah setelah rampung dan lulus dari workshop ini jadi lebih bijak dalam mengatur, mengelola dan berinvestasi keuangan keluarga. Mba Prita Ghozie sebagai nara sumber pun bisa menjelaskan dengan bahasa buibu muda kece sehingga mudah dipahami oleh kami semua.



Kadang ya aku sering nih berpikiran gini, kelola keuangan bulanan keluarga aja suka keteteran gitu. Jangankan berpikir buat berinvestasi, merencanakan saja kayak jauuuh banget gituh. Padahal ya, kalo diniatin untuk masa depan keluarga pasti ada jalannya. Asal pengaturan & pengelolaan keuangan keluarga sudah benar diterapkan.

Dan, manfaat dari investasi sedari dini akan sangat terasa saat kita sudah tua nanti atau adanya kejadian-kejadian yang tidak diinginkan. Kalo kata Mba Prita tuh lebih baik menyiapkan kapal yang cukup menampung satu keluarga dengan fasilitas lengkap. Ketimbang mikirin gaya hidup yang enggak ada abisnya. And you know what, ini bener banget lho. *lalu mau meluk Mba Prita ;p*




Lebih lanjut Mba Prita menjelaskan bahwasannya ada 5 prinsip dalam investasi yang harus dimengerti dan diingat selalu. Apa saja itu? Berikut aku pemaparannya:

Pahami profil risiko investor, jadi sebelum melakukan investasi harus banget kita ini tipe investor yang mana sih? Nyatanya ada 3 tipe investor yang perlu diketahui yaitu konservatif yang sangat pemilih dan bermain aman saja, ada juga investor moderat yang mostly defensive atau 60% dan sisanya which is 40% agresif, dan yang terakhir yaitu investor agresif yang sangat berani mengambil risiko lebih besar. Hmm.. aku harus menelaah nih, tipe investor yang manakah aku ini?

Tentukan jangka waktu, maksudnya di sini tujuan berinvestasi sebenarnya buat apa? Tujuan jangka panjang atau jangka pendek? Ada yang melirik investasi untuk tujuan jangka panjang, seperti mempersiapkan dana pensiun atau mempersiapkan dana pendidikan anak ketika kuliah nanti.




Namun, ada juga investor yang menggunakannya untuk jangka pendek, misal nih, ingin punya mobil idaman yang, atau merenovasi rumah tinggal. Untuk bagian ini sebenarnya bisa disesuaik dengan kebutuhan kita masing-masing. Dengan mengetahui apa tujuan investasi dan jangka waktunya, kamu akan lebih memudah menentukan instrument investasi apa yang akan dipilih.

Jika investasi kamu ditujukan untuk jangka pendek (1-2 tahun), instrumen investasi yang tepat adalah yang relatif stabil dan tidak terlalu fluktuatif, seperti deposito, logam mulia, atau reksadana—baik pasar uang atau pendapatan tetap.

Sebaliknya, jika memiliki tujuan jangka panjang dengan rentang waktu lebih dari 5 tahun, kamu bisa mempertimbangkan investastasi dalam bentuk saham, property (tanah dan bangunan), serta reksadana saham dan reksadana campuran sebagai langkah manajemen aset untuk keluarga nantinya.





Saat memutuskan untuk berinvestasi, kamu dituntut untuk lebih disiplin dan memiliki komitmen yang kuat untuk tidak menyentuh investasi yang dimiliki sampai tenggat waktu yang ditentukan. Jangan sampai tergoda untuk menarik investasi hanya karena iming-iming mobil baru atau tiba-tiba ingin melancong ke luar negeri. Aduh ini nih, godaan terbesar eim?

Ragamkan harta investasi, menurut Mba Prita memilih investasi yang tepat itu layaknya memilih sapi. Lho kok? Analogi yang cukup unik ya? But, it’s make sense actually lho. Apakah kita beli sapi untuk digemukkan atau ingin dijadikan sapi perah? Hmm..Interesting rite?



Kalo kamu milih sapi buat digemukin lantas pas udah semok dijual lagi artinya hasil yang didapatkan hanya setelah sapi itu terjual dan tidak ada pendapatan tiap bulan. Sama sih halnya dengan investasi logam mulia. Beda lagi dengan sapi perah yang tiap bulan kita merasakan hasilnya dari penjualan susu sapi. 11 12 lah sama deposito.

Lalu aku mulai bingung bedanya saving, investing dan speculating. Disinilah Mba Prita menjelaskan dengan cara yang cukup menarik yaitu menggunakan video singkat di bawah ini


Lebih dari itu, harus juga diketahui kalo ada 3 jenis investasi yaitu:
1. Aset fisik layaknya properti dan logam mulia. Mba Prita lanjut menjelaskan bahwa aset properti itu sekarang ini enggak hanya terpatok pada tanah, rumah atau apartemen. 

Sekarang ini banyak lho ibu cerdas yang menyewakan mainan anak, baju adat atau bahkan tas dan sepatu branded. Kamera yang dimiliki para blogger dan vlogger pun sebenarnya masuk kategori properti. Kenapa? Karena menghasilkan kan :)

2. Surat berharga seperti deposito, obligasi, saham dan reksa dana.

3. Bisnis seperti usaha franchise which is memiliki risiko paling tinggi dibanding jenis investasi lainnya namun juga berlaku high risk dan high return. 

Karena sifatnya yang volatile penghasilan dari bisnis ini tidak bisa untuk dana pendidikan anak.




Oleh sebab itu, sebelum berinvestasi, calon investor harus mempertimbangkan faktor-faktor risiko sebagai berikut:

1. Risiko likuiditas, menyimpan sejumlah uang di tabungan harus dipahami kemudahan bagi investor untuk mencairkannya kapan pun bila memang dibutuhkan.
2. Risiko volatilitas harga, ini kayak harga saham yang naik turun atau enggak stabil.
3. Risiko gagal bayar, nah ini cukup sering terjadi dimana kondisi bisnis yang cukup sulit mengakibatkan kebanyakan utang dan enggak mampu bayar ke kreditur. 
4. Risiko pasar.
5. Risiko kena tipu investasi bodong, aduh mak, ini nih nyebelin banget dan lagi marak terjadi. Karena itu telitilah sebelum membeli investasi ya.

Kamu berhak lho untuk ngecek dan cari tau investasi yang ditawarkan oleh orang lain, terlebih jika keuntungan yang ditawarkan jauh lebih tinggi daripada umumnya. Pelajari juga skema investasi tersebut, periksa legalitas dan izin perusahaan investasi ke Otoritas Jasa Keuangan atau OJK. 




Lakukan investasi secara bertahap dan berkala, cara ini sepertinya lebih mudah dilakukan asal istiqomah atau konsisten ya. Bermula dari kebiasaan menyisihkan sebagian uang setiap bulan dari penghasilan bulanan. Lalu lanjut membeli jenis investasi yang sesuai dengan tujuan dan kemampuan masing-masing.

Cara paling mudah untuk menyisihkan uang secara rutin dan kontinyu adalah dengan membatasi atau mengurangi pengeluaran yang tidak perlu. Seperti misalnya mengurangi frekuensi makan di luar, mengurangi rokok, menghindari penggunaan kartu kredit, atau membayar tagihan tepat waktu supaya tidak menambah denda.


Evaluasi dan lakukan perubahan alokasi bilamana diperlukan, setelah berani untuk berinvestasi dan mempelajari lebih dalam investasi tersebut. Mba Prita pun menyarankan untuk melakukan evaluasi secara bertahap. Jika ada yang perlu untuk diubah, boleh lho diubah agar hasil investasi lebih optimal.

Dengan menata keuangan secara lebih baik, tujuan awal melakukan investasi akan lebih mudah tercapai. Untuk itu rencanakanlah sedini mungkin dan cermatlah memilih instrumen investasi. Dengan demikian kamu tidak terjerat investasi abal-abal yang berujung pada money game yang merugikan.

Aku bisa menyimpulkan sebenarnya ada banyak manfaat yang bisa diambil dari berinvestasi, terlepas dari risikonya, sebab selalu ada risiko yang diambil untuk mendapatkan keuntungan maksimal bukan? Namun tentunya, risiko investasi sudah diperhitungan di awal dan memahami betul penawaran investasi yang ditawarkan agar tidak kena tipu investasi bodong. Duh, bhay aja ini mah!

Oia, selain itu, aku juga mau share mengenai fasilitas kredit untuk pensiunan. Bagi sebagian orang, memasuki masa pensiun butuh penyesuain yang cukup besar. Setelah terbiasa beraktivitas sejak dini hari dan baru pulang saat malam, khin harus menjalani hari tanpa banyak kegiatan. Kebayang sih.

Tak hanya itu, arus kas keuangan pun pasti mengalami perubahan yang cukup signifikan, sekalipun masih menerima uang pensiun dari perusahaan. Ya, memang nominalnya tak seberapa di banding gaji bulanan yang biasa didapatkan. Alhasil, banyak keinginan yang harus direm. Tanpa adanya persiapan sebelum memasuki masa pensiun, ditambah ketidakmampuan menyesuaikan diri, masa pensiun bisa menjelma jadi mimpi buruk.Oleh sebab itu, tak sedikit yang membuat rencana jadi pengusaha jelang masa pensiun. Dengan begitu, diri tetap produktif, arus kas pun tetap lancar. Untuk itulah, kredit pensiunan hadir sebagai salah satu alternatif solusinya.

Apa Itu Kredit Pensiun?


Pada dasarnya, kredit pensiunan merupakan pinjaman dengan agunan berupa surat keputusan (SK) pensiun pemohon. Bunga pinjaman yang ditawarkan terbilang ringan dengan tenor yang cukup panjang. Dengan begitu, harapa dapat menjalani usaha saat masa pensiun pun tak mustahil untuk diwujudkan.

Salah satu fasilitas kredit pensiun yang aku tau yaitu Kredit Pensiun Sejahtera 24 dari bank BTPN. Fasilitas ini diperuntukkan bagi pegawai yang maksimal 24 bulan akan memasuki masa pensiun. Produk ini menawarkan pilihan jangka waktu kredit, maksimal 180 bulan atau 15 tahun termasuk masa penundaan pembayaran (grace period) maksimal 24 bulan. 

Fasilitas kredit pensiun dengan jangka waktu 15 tahun dengan persyaratan yang mudah, misalnya KTP, NPWP, dan lain sebagainya. Menariknya dari fasilitas kredit pensiun, pinjamannya telah dilengkapi asuransi jiwa kredit. Tujuannya, agar ketika terjadi hal yang tidak diharapkan, misalnya debitur meninggal dunia, maka sisa kewajiban pembayarang pinjmana akan ditanggung oleh perusahaan asuransi. Dengan begitu, sisa beban utan tidak akan membebani keluarga atau ahli waris debitur. Jadi, meski kamu punya tabungan pensiun, kredit pensiunan juga dapat jadi alternatif sumber modal usaha menjelang kamu pensiun nanti. 



Lagipula ya, saat ini telah berkembang instrumen investasi modern dengan modal investasi awal relatif rendah, seperti produk pasar reksa dana yang minimum investasinya dapat dimulai dengan dana 100ribu aja. Tentunya dengan memiliki tabungan berupa aset dapat membantu kita dalam menghadapi ketidakpastian di masa depan.

Kalo kamu sendiri sudahkah berinvestasi? Ceritakan di kolom komentar berikut alasannya ya! Cause I love to read your thoughts and opinions :)





42 komentar

  1. Mbak Aie, thanks for sharing. membuka mata banget nih. Aku kebetulan pengen investasi juga. Lagi ngumpulin ilmu sekarang hehe

    BalasHapus
  2. Mbak Prita menginspirasi banget ya emang. Wah bener banget tuh aset property tidak sebatas tanah dan property lainnya saja namun kamera kita para blogger pun juga bisa jadi nilai investasi ya. Wahh bisa jadi ide ya wkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Banget nget, jadi makin semangat buat atur keuangan keluarga demi masa depan yang cerah benderang

      Hapus
  3. aku ngeri tentang speculating. Jangan-jangan investasi bodong itu ya salah satu bentuk speculating. Maunya return yang cepat dan besar.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Naini, aku pun ngeri juga. Biasanya kalo berani speculating, berani juga modalnya ya

      Hapus
  4. Alhamdulillah aku dan suami sudah mulai investasi sawah di kampung dan reksadana. Sekarang mau mulai investasi LM nih, makanya perlu baca banyak banget informasi tentang investasi.

    BalasHapus
  5. Buka mata lebar lebar, telinga besar besar dan pikiran seluas luasnya. Mamavi bunbes nambah ilmu investasi dan pengelolaan 😊

    BalasHapus
  6. Hyaaa... ini workshop terakhir ya... Suka banget sama materi dan cara penjelasannya dari mbak Prita jadi bisa diaplikasiin jadi semangat berinvestasi deh untuk masa depan keluarga.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya ini workshop terakhir, Mba Prita tuh kalo ngejelasin ngena dan tepat sasaran plus menggunakan bahasa ibu2 jadinya mudah dicerna :)

      Hapus
  7. Kapal yg berfasilitas lengkap kapal pesiar ya, mba? Ikut doong... Naik kapal pesiar... 😄

    BalasHapus
    Balasan
    1. hayooo mba cantikku, naik kapal pesiar bareng kita :)

      Hapus
  8. Wah makasih ya, jadi nambah ilmu baru nih^^

    BalasHapus
  9. Aku tipe investor yg defensif sepertinya, seneng ya Mbak, mengikuti seminar keuangan seperti ini, jd bikin awas diri

    BalasHapus
    Balasan
    1. happy banget bisa ikutan workshop ttg keuangan, dapat ilmu dapat temen jadinya mba :)

      Hapus
  10. Tapi aku gak mau nyewain kamera. Takut rusak hahahaha. Cari ide buat tambahan dana lagi aaah :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahhaha, bisa cari alternatif lainnya sih buat investasi jangka panjang :)

      Hapus
  11. Nah ayo mba mau investasi apa aja neh. Jadi makin paham yak dengan investasi

    BalasHapus
  12. Jangan sampai salah investasi ya,noted banget deh

    BalasHapus
  13. Kuharus mulai investasi begini ini supaya ngga kebobolan kerna gaya hidup konsumtif.

    BalasHapus
  14. Investasi oh investasi, kapankah aku bisa insyaf dan beneran punya investasi. secara masih aja seringbsering yang kalo dihitung mayan bisa beli LM. Perlu ada yang menyemangati terus nihh biar bener bener insyaf

    BalasHapus
  15. Sebagai ibu rumah tangga harus banget nih melek sama yang namanya investasi. Jaman sekarang, agak sulit kayanya kalau hanya mengandalkan pendapatan dan tabungan konvensional. Makasih ilmunya ya Kak Aie.

    BalasHapus
  16. Wah selama ini aku cm investasi logam mulia sm suami, blm kepikiran buat investasi yg lain2. Setelah baca ini jd tercerahkan deh

    BalasHapus
  17. aku suka tuh sama tulisan quote di boardnya mba, spend what is left, selama ini kita kadang suka salah kaprah pas terima uang kebayang mau belanja or beli barang inceran kita aja, pdhl yg harus didahulukan itu porsi2 wajib kaya uang bulanan, uang sekolah dan bayar tagihan2

    BalasHapus
  18. Kangeeen sama Ibu Bijak. Workshop series ini membuka mata banget gimana kelola keuangan keluarga dengan lebih bijak.

    BalasHapus
  19. Prita Ghozie itu yang punya ZAP Finance kan yaa? Suka banget ngikutin kontennya dia di IG yang sangat membantu. Anw soal investasi, kayaknya aku masih tipe yang cari aman banget deh hehe. Masih milih logam mulia sbg bentuk investasi.

    xx,
    Tia

    BalasHapus
  20. Hmm palingan dalam bentuk emas sih ya investasinya. Ada juga rumah sama tanah yang dikontrakkan, tapi katanya kalau enggak ada rencana dijual lagi (kalau kami karena belinya di kampung halaman sih maksudnya biar nanti buat hari tua harus) katanya bukan termasuk investasi, ya? Hehehe, masih suka bingung soal ini.

    BalasHapus
  21. kalo liat foto ini kayanya nih pas aku baru muncul kak hahaha, masih belum kenal blogger2 senior

    BalasHapus
  22. seru banget ya Mbak ini belajarnya, ceria gitu padahal kalau dilihat sih materinya lumayan berat ya tapi daging pastinya ya.
    senangnya bisa belajar langsung dari pakarnya gini ya Mbak :)

    BalasHapus
  23. Aku baru melek investasi akhir-akhir ini dan rasanya ketinggalan jaman banget. Sempat nyesel karena kenapa gak investasi dari dulu aja, kalo investasi dari dulu kayaknya udah terkumpul banyak. Tapi ya life goes on.

    BalasHapus
  24. Saya baru tahu ada program kredit pensiun dari BTPN. Ini perlu saya perdalam secara suami beberapa tahun lagi masuk masa pensiun juga. Jaga jaga dari sekarang hehehe

    BalasHapus
  25. OMG dari dulu memang ka aie udah konsen banget sama literasi keuangan yaa.. memang sebagai perempuan harus melek literasi keuangan ya

    BalasHapus
  26. sip banget kak aie soal literasi keuangn yg memang harus dimiliki oleh semua perempuan, jadi bisa mengatur keuangan lebih baik lagi

    BalasHapus
  27. Ini nih Yang Saya kurang melek Masih konvensional. Ternyata penting merencanakan keuangan Di masa pensiun

    BalasHapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisanku ini, bahagia deh rasanya kalo kamu bisa berkomentar baik tanpa ngasih link apapun dan enggak SPAM. :)