Andiyani Achmad

Jumat, 28 November 2025

Ketika Tumbler Hilang di Transportasi Publik: Pelajaran Tentang Menjaga Barang Pribadi untuk Kita Para Working Mom

Ada satu hal yang sering bikin aku geleng-geleng kepala sebagai seorang working mom: betapa cepatnya hidup berjalan setiap pagi. Bangun subuh, mengurus anak sekolah, memastikan bekal rapi, sarapan jalan, sambil… ya, memastikan semua barang pribadi ikut terbawa. Tapi di tengah ritme yang superpadat itu, ada momen ketika satu barang kecil bisa mengajarkan kita hal besar: tentang berhenti sejenak dan benar-benar hadir.

Ketika Tumbler Hilang di Transportasi Publik: Pelajaran Tentang Menjaga Barang Pribadi untuk Kita Para Working Mom

Di awal minggu ini, media sosial sempat ramai soal sebuah tumbler Tuku yang hilang di transportasi publik. Seseorang kehilangan tumbler kesayangannya—yang bukan cuma sekadar botol minum, tapi bagian dari rutinitas harian. Cerita itu viral, dibahas di Threads TikTok, sampai masuk FYP-ku berkali-kali.

Dan aku? Aku justru merasa relate. Disclaimer, di sini aku hanya bahas tentang bagaimana seorang working mom yang cenderung sering terlupa akan barang yang dibawanya, terutama ketika berjibaku dengan ritme menggunakan transportasi publik setiap hari.

Karena kehilangan barang di transportasi publik itu bukan cuma soal nilai barangnya, tapi soal bagaimana kita, para ibu bekerja, sering hidup dalam mode autopilot. Kita bergerak cepat, berpindah tempat, berpikir tentang 10 hal sekaligus, sambil berharap semua tetap terkendali.

Padahal hidup nggak selalu begitu.

Ketika Tumbler Hilang di Transportasi Publik: Pelajaran Tentang Menjaga Barang Pribadi untuk Kita Para Working Mom

Tumbler yang Hilang dan Hidup yang Kadang “Lolos dari Genggaman”

Cerita tumbler Tuku yang hilang itu membuatku teringat pada satu kejadian beberapa tahun lalu. Aku lagi buru-buru naik kereta menuju kantor, sambil memikirkan revisi dokumen, jadwal meeting pagi, dan PR sekolah anak. Di tengah keramaian stasiun, aku menaruh pouch kecil—yang isinya kartu penting dan sedikit uang—di sampingku. Dan ya, kamu pasti tahu kelanjutannya: pouch itu hilang.

Waktu itu rasanya campur aduk: panik, kesal, dan jujur saja… merasa bodoh.

Tapi setelah beberapa jam, setelah drama laporan hilang dan longgarnya bahu karena sudah pasrah, aku menyadari sesuatu: kehilangan barang pribadi sering terjadi justru pada saat kita kehilangan kendali atas diri sendiri.

Kita terlalu sibuk menjadi segalanya buat semua orang — pekerja yang andal, ibu yang hadir, istri yang penuh perhatian — sampai lupa jadi seseorang buat diri sendiri. Sampai lupa untuk… hadir.

Ketika Tumbler Hilang di Transportasi Publik: Pelajaran Tentang Menjaga Barang Pribadi untuk Kita Para Working Mom

Dan viralnya kasus tumbler TUKU itu seperti pengingat kolektif bahwa kita semua pernah berada di titik itu. Titik ketika hidup terlalu penuh, sampai ada saja yang jatuh tanpa sengaja.

Transportasi Publik dan Rutinitas Para Ibu Bekerja

Sebagai working mom pengguna transportasi publik, aku tahu betul bagaimana rasanya berpindah dari satu moda ke moda lain sambil memastikan barang bawaan aman. Ada tas kerja, lunch box anak, botol minum, laptop, payung, kadang jaket, plus hal-hal random yang tiba-tiba dibawa anak ke sekolah dan berakhir di tasku—entah kenapa.

Tapi realitasnya, transportasi publik bukan cuma tempat kita berpindah dari titik A ke titik B. Ia adalah ruang di mana kita diuji: kesabaran, kewaspadaan, bahkan memory short-term kita.

Dan di situlah tantangannya: bagaimana menjaga barang pribadi di transportasi publik ketika otak kita lagi sibuk bekerja, bahkan sebelum sampai kantor. Dan barang pribadi memang menjadi tanggung jawab murni sang pemilik. Karena itu, sebagai pemilik kita harus aware sama barang kita sendiri. Harus dijaga dengan baik, jangan sampai tertinggal. Pun kalau akhirnya tertinggal ya harus ikhlas menerima konsekuensinya.

Ketika Tumbler Hilang di Transportasi Publik: Pelajaran Tentang Menjaga Barang Pribadi untuk Kita Para Working Mom

Beberapa Kebiasaan Kecil yang Bisa Menyelamatkan Barang Bawaan

Setelah kejadian kehilangan itu, aku mulai bikin beberapa kebiasaan kecil — bukan yang ribet, tapi cukup bikin hidup lebih terkendali:

1. Tentukan “zona aman” di tas

Aku menyebutnya one dedicated pocket. Semua barang penting seperti kartu, dompet, kunci, dan earphone hanya boleh masuk satu ruang itu. Nggak ada kompromi.

2. Pastikan barang berwarna mencolok atau punya ciri

Tumbler favoritku sekarang selalu aku kasih stiker. Selain lucu, lebih gampang dikenali.

3. Selalu cek 5 detik sebelum berdiri

Ini kebiasaan yang sangat membantu: lihat sekitar tempat duduk, permukaan rak, dan lantai. Five second check. Sederhana, tapi menyelamatkan.

4. Jangan multitasking berlebihan

Ini sulit, apalagi bagi working mom. Tapi setiap turun kereta, aku sengaja stop dulu, ambil napas, baru melangkah.

5. Ajarkan anak tentang awareness barang pribadi

Ini bagian dari parenting style-ku sekarang. Aku ajak anakku terbiasa merawat barangnya sendiri. Karena kalau kita ingin anak lebih perhatian terhadap hal-hal kecil, kita harus mulai menunjukkan contohnya.

Ketika Tumbler Hilang di Transportasi Publik: Pelajaran Tentang Menjaga Barang Pribadi untuk Kita Para Working Mom

Kehilangan Tumbler, Menemukan Pelajaran

Kadang kita butuh kehilangan sesuatu untuk menemukan perspektif baru dalam hidup. Tumbler Tuku yang hilang dan viral itu mungkin terlihat sepele bagi sebagian orang, tapi bagi sebagian lainnya itu pengingat bahwa barang pribadi bukan hanya benda, tapi simbol tentang bagaimana kita menjalani hari-hari kita.

Sebagai working mom, kita diajarkan untuk kuat, cekatan, serba bisa. Tapi nggak ada salahnya menurunkan ritme. Mengambil jeda. Menaruh fokus kembali pada hal-hal kecil yang ternyata sangat berarti.

Karena hidup bukan tentang mengontrol semuanya, tapi tentang bagaimana kita hadir pada detik-detik yang sering kita lewatkan.

Ketika Tumbler Hilang di Transportasi Publik: Pelajaran Tentang Menjaga Barang Pribadi untuk Kita Para Working Mom

Dan suatu hari nanti, ketika anak kita melihat bahwa kita rapi, sadar, dan menghargai barang-barang kita sendiri, mereka akan belajar hal yang sama. Parenting bukan soal ceramah — tapi konsistensi kecil yang mereka lihat setiap hari.

Pada Akhirnya, Semua Kembali pada Mindfulness

Menjaga barang pribadi di transportasi publik hanyalah satu bab kecil dalam hidup kita sebagai ibu bekerja. Tapi dari bab kecil itu, ternyata ada banyak pelajaran besar: tentang mindfulness, tentang mengambil ruang untuk diri sendiri, dan tentang bagaimana energi kita memengaruhi ritme hidup.

Dan kalau suatu hari tumbler favorit kita hilang lagi—semoga tidak, ya—setidaknya kita tahu bahwa ada jeda yang bisa kita ambil, ada napas yang bisa disadari, ada ruang untuk memperbaiki cara kita menjalani hari.

Hidup memang padat, tapi bukan berarti kita harus hilang di dalamnya. Bahkan kalau yang hilang cuma… tumbler.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisanku ini, bahagia deh rasanya kalo kamu bisa berkomentar baik tanpa ngasih link apapun dan enggak SPAM. :)