Sebagai working mom, hidupku kadang seperti jalan tol—padat, cepat, dan penuh deadline. Pagi memikirkan anak sekolah, siang dikejar pekerjaan, malam baru bisa menarik napas panjang. Tapi, hidup kan bukan cuma tentang bekerja keras. Ada momen-momen kecil yang harus dirayakan, termasuk kesempatan untuk healing meski hanya sebentar di sela perjalanan dinas. Shall we start cerita aku 'Healing Tipis di Tengah Perjalanan Dinas: Pengalaman Pertama ke Taman Nasional Baluran'.
Hidup ini sebenarnya tidak selalu tentang mengejar target. Di sela kesibukan, kadang kita perlu berhenti sebentar, menghirup udara segar, dan mengingat bahwa ada dunia di luar rutinitas harian kita. Itulah yang kurasakan ketika mendapat kesempatan perjalanan dinas ke Desa Sumbersewu, Banyuwangi. Di tengah padatnya jadwal, muncullah ide spontan: “Bagaimana kalau kita mampir ke Taman Nasional Baluran?”
Jujur, selama ini aku hanya mendengar tentang tempat ini dari cerita orang-orang dan melihat fotonya di internet. Banyak yang menyebutnya sebagai Little Africa van Java—savanna luas dengan pemandangan eksotis seperti di Afrika.
Dan hari itu, untuk pertama kalinya, aku benar-benar menginjakkan kaki di Baluran.
Perjalanan Spontan yang Berkesan
Aku pergi bersama beberapa teman panitia yang bahkan baru kukenal beberapa hari sebelumnya. Awalnya agak canggung, tapi mungkin karena kami punya semangat yang sama untuk “kabur” sebentar dari rutinitas, perjalanan ini terasa menyenangkan sejak awal.
Dari Sumbersewu, perjalanan ke Baluran memakan waktu sekitar satu setengah jam. Sepanjang jalan, aku duduk di kursi belakang mobil, menikmati pemandangan hijau di kiri-kanan, sambil sesekali bercanda dengan teman-teman. Di kepala, aku masih memikirkan pekerjaanku—apakah semua konsumsi untuk tamu VIP sudah aman, apakah acara besok berjalan lancar—tapi di saat yang sama, ada rasa tak sabar menantikan Baluran.
Rasanya seperti kembali jadi anak kecil yang menunggu diajak ke taman bermain.
Menyapa Savana Bekol, Si “Africa Kecil” di Banyuwangi
Begitu masuk kawasan Taman Nasional Baluran, suasananya langsung berbeda. Pohon-pohon besar menyambut kami di sepanjang jalan. Sesekali, monyet-monyet liar melintas santai di pinggir aspal, seolah ingin menyapa para pengunjung.
Namun puncaknya adalah ketika kami sampai di Savana Bekol. Hamparan luas berwarna hijau kecokelatan terbentang sejauh mata memandang. Di kejauhan, Gunung Baluran berdiri gagah, seperti penjaga yang setia. Angin semilir membawa aroma tanah dan rerumputan yang khas.
Jujur, saat itu aku hanya bisa terdiam beberapa detik. Ada rasa bahagia yang sulit kuceritakan dengan kata-kata. Mungkin karena ini adalah pengalaman pertama ke Baluran, mungkin juga karena setelah sekian lama sibuk mengurus pekerjaan dan keluarga, aku akhirnya punya waktu untuk diriku sendiri—meski hanya sebentar.
Sebagai seorang working mom, momen seperti ini rasanya sangat berharga. Aku sadar, di balik semua peran yang kusandang—ibu, istri, karyawan—ada diriku sendiri yang juga butuh diisi dengan pengalaman baru, butuh ruang untuk bernapas, butuh disegarkan kembali.
Healing yang Sederhana, tapi Mengena
Kami sempat berfoto bersama di tengah savana, tertawa lepas tanpa memikirkan pekerjaan. Teman-teman baruku ini ternyata asyik sekali. Padahal baru beberapa hari kenal, tapi rasanya seperti sudah lama berteman. Mungkin benar, ya, perjalanan bisa membuat orang lebih cepat dekat.
Di salah satu spot, aku memisahkan diri sebentar, duduk sendiri di bawah pohon sambil memandang ke arah savana. Ada rasa syukur yang dalam.
Syukur karena pekerjaan dinas membawaku sampai ke ujung timur Pulau Jawa ini. Syukur karena bisa bertemu teman-teman baru yang baik. Syukur karena di tengah kesibukan sebagai working mom, aku masih bisa menikmati alam dan mengisi ulang energi untuk kembali berlari esok hari.
Aku tersenyum sendiri, berpikir, “Ternyata healing tak selalu harus mewah atau jauh. Kadang, yang kita butuhkan hanya jeda sebentar, udara segar, dan pemandangan yang menenangkan hati.”
Pelajaran dari Baluran untuk Working Mom Seperti Aku
Sebelum pulang, kami sempat mampir ke Pantai Bama, yang letaknya masih di kawasan Baluran. Pantainya tenang, dengan pasir putih dan air yang jernih. Duduk di tepi pantai sambil mendengar deburan ombak membuatku berpikir tentang hidup dan peranku sebagai ibu sekaligus pekerja.
Sering kali, working mom seperti aku merasa bersalah kalau mengambil waktu untuk diri sendiri. Padahal, bagaimana kita bisa memberi yang terbaik untuk keluarga dan pekerjaan kalau diri kita sendiri kelelahan?
Perjalanan ke Baluran mengingatkanku bahwa self-care itu bukan egois, tapi perlu. Menyempatkan waktu untuk healing, meski hanya sebentar, bisa membuatku kembali pulang dengan hati yang lebih ringan dan pikiran yang lebih jernih.
Pulang dengan Hati Bahagia
Saat mobil melaju meninggalkan Baluran, aku memandang savana yang perlahan menghilang di kejauhan. Di hati, ada rasa bahagia yang menghangat. Perjalanan spontan ini mungkin singkat, tapi kenangannya akan lama tersimpan.
Sebagai seorang working mom, aku sering berpikir hidup ini hanya soal to-do list yang harus selesai. Tapi ternyata, hidup juga tentang memberi ruang untuk diri sendiri—ruang untuk bahagia, ruang untuk healing, ruang untuk merayakan hal-hal kecil seperti pengalaman pertama ke Baluran ini.
Dan aku tahu, suatu hari nanti aku akan kembali ke sini.
Jadi working mom itu emang kayak sprint nonstop ya mba, pagi mikirin anak, siang dikejar tumpukan kerjaan, malam baru bisa napas panjang. Nah, pas dikasih kesempatan mampir ke Baluran, kerasa banget kayak nemuin jalan pelan buat recharge lagi. Ikut seneng bacanya..
BalasHapusIni sih sekali mendayung 2, 3 pulau terlampaui. Kerjanya dapet, jalan-jalannya juga tak ketinggalan. Mantap
BalasHapusMemang harus pintar-pintar nyari waktu ya untuk kabur sebentar di tengah pekerjaan agar bisa refresh pikiran. Pulang-pulang kan bisa tambah semangat kalau ada selingan kaya gini
Salah satu nilai plus seorang pekerja, yaitu bisa jalan-jalan gratis pas lagi dinas luar kota ya hahaha. Kita bisa mlipir saat kerjaan udah beres, inget pas lagi tugas ke Pekanbaru, 3 kali gak dimanfaatin buat healing, tapi justeru saat berada di antara perjalanan itu jadi healing..., btw seru ya bisa healing ke Taman Nasional, bukan hanya bisa refresh dengan yang ijo-ijo, tapi juga seru berpetualang....
BalasHapusWaaa destinasi ini salah satu wishlist ku mbaaa...liat pemandangannya bener2 keren banget...berasa di afrika padahal di deket sini aja kan...semoga yaa suatu saat nanti aku bisa melipir kesini jg..bener2 pengen liat savana nya 😁
BalasHapusCerita Aie tentang healing “tipis-tipis” di Baluran tuh resonansinya deep banget! Sebagai working mom yang setiap hari kejar deadline, aku ngerasa banget sama metafor ‘hidup seperti jalan tol’—pagi, siang, malam, nonstop hustle. Tapi kamu ngingetin kalau self-care itu bukan kemewahan, tapi kebutuhan.
BalasHapusBaluran tuh sukses jadi ‘stasiun recharge’—walau sekilas, tapi bikin hati lebih ringan dan pikiran lebih jernih. Documenting small joys kayak gini tuh reminder manis buat kita semua: healing nggak harus grand kok, kadang secari kopi sambil pandang horizon aja udah cukup healing!
Makasih udah berbagi cerita jujur dan meaningful—semoga semakin banyak ibu hebat yang juga menyempatkan ‘tipis healing’ di tengah huru-hara rutinitas. Let’s keep celebrating these tiny, mighty self-love moments!
mba virtual hug
HapusSeru nih main ke Baluran. Apalagi sama BESTie. Udah lama juga aku gak traveling ke taman luas begini. Di usia segini aku pengen jadi working mom deh, karena anak-anak udah gede. Tapi usia segini udah susah dapat kerja wkwk
BalasHapusSelf care ini beneran penting banget ya mba, apalagi mba beneran punya peran double-double jadi emang kudu pinter ngatur waktu. Syukurlah bisa kabur sejenak dari segala rutinitas dan menemukan Taman Nasional Baluran secara langsung tentunya sebuah berkah yang patut di syukuri.
BalasHapusBeneran little Africa versi Banyuwangi sangat ini sih. Apalagi jalan bareng sama teman-teman baru yang satu energi, semangat dan seru deh.
beginilah recharge energy sebagai working mom. Sebenernya aku sendiri belum nikah ya, tapi liat mama-mama yang harus punya peran ganda sebagai pekerja, istri, dan mama, rasanya berat banget. Bahkan kalo mau liburan pun harus pinter nyuri waktu. Liburan yang menyenangkan ya mbak, apalagi sama temen-temen
BalasHapussama mba seperti saya, kalau perjalanan dinas dan kegiatan sudah selesai suka menyempatkan untuk jalan-jalan di sekitaran wilayah dimana saya sedang berdinas. Seru aja gitu menikmati sela-sela waktu luang mengunjungi daerah sekitar. Taman nasional Baluran ini seperti padang savana aja yaa, kalau di saya juga ada nih tempat seperti ini, destinasi wisata berupa padang rumput luas ada kuda dan kijang juga . seru deh pokoknya
BalasHapusSeru juga yaa ambil jeda sejenak di tengah kepadatan pekerjaan yang uniknya justru nun jauh dari rumah. Kalau aku kadang palingan melipir ke museum atau pusat kebudayaan aja, itu pun sering dibatasi jam operasional. Ternyata sambil berwisata ke alam begini oke juga
BalasHapusHealing tipis-tipis pas perjalanan dinas itu memang perlu banget buat melepas kepenatan setelah bekerja ya. Dulu saya juga pernah pas ke Lombok dan healing tipis2 dengan snorkling di Gili Trawangan sejak pagi. Meski setelahnya langsung ke bandara untuk mengejar penerbangan malam dan tanpa bilas dulu, tapi kenangannya sangat menyenangkan untuk dikenang selalu.
BalasHapusini untuk rutenya kayak ke bromo nggak, mbak? lihat foto mbak di sini langsung ingat pengalamanku ke bromo kemarin dan berfoto juga di sabana di bromo.
BalasHapus