Menikah itu
bukan hanya perkara “aku sayang & cinta kamu” tapi lebih kepada komitmen
dan berbagi hal apapun dalam keadaan susah maupun senang. Menjalani peran
sebagai suami & istri dalam mahligai pernikahan enggak seindah telenovela
ataupun drama Korea sis.
Memulai
suatu keluarga nyatanya enggak semudah kamu menerima pinangan pak suami, banyak
hal yang harus dipikirkan lebih matang, terutama yang paling sensitif yaitu
masalah mengatur keuangan keluarga. Apalagi kalo dua-duanya bekerja, perlu
diterapkan ground rules-nya sejak awal.
Misal,
apakah nanti dijatahin setiap bulan atau kamu akan nerima full gaji pak suami
lalu kamu kelola setiap bulannya. Sebenarnya tricky sih antara dijatahin sama
nerima full gaji pak suami. Ada plus minusnya gitu. Ngaku deh :p
Kalo aku,
semua gaji suami diserahkan ke aku, artinya aku harus bisa kelola dengan baik
setiap bulannya. Jangan sampe skip antara yang wajib dibayarkan dengan yang
sifatnya gaya hidup semata. Karena seberapa besar pun penghasilan yang didapat,
end up-nya masih aja ada kekurangan uang di akhir bulan.
Duh, ini nih
alasan perlunya seorang istri melakukan pencatatan keuangan setiap bulannya.
Supaya jelas. Ngomong-ngomong pencatatan keuangan keluarga, sebulan yang lalu aku
pernah tulis hal ini lho.
Baca juga: Ibu Bijak, Cermat Kelola Keuangan Keluarga
#IbuBerbagiBijak
bersama Visa kembali mengadakan Sesi Workshop Kedua dengan tema “Financial
Budgeting & Saving” bersama Financial Educator Prita Ghozie.
Bertempat di
The Hook, Senopati, acara yang dimulai sekitar jam 10 pagi ini cukup disambut
antusias oleh para peserta yang memang rata-rata adalah ibu-ibu muda nan cantik
dan menawan. Sedap kan tuh XD
Sesi
workshop pertama aja udah bikin buibu yang hadir tercerahkan,kalo bahasa aku
sih jadi hidup lagi gitu, tentang bagaimana kelola keuangan keluarga yang baik.
Dari workshop itu juga aku jadi paham kenapa harus sisihkan dana darurat
sebesar 10% dari total pemasukan.
Nah, di
workshop kedua ini, kita semua belajar cara cerdas untuk membuat anggaran
belanja dan hemat sehingga cita-cita untuk umroh, traveling, naik haji dan
punya investasi dan asset yang berfaedah bisa terwujudkan.
Kebutuhan Dasar Keluarga
Namun
sebelumnya, kamu harus bisa memahami apa yang menjadi kebutuhan dasar keluarga. Maksudnya tuh prioritaskan pengeluaran antara butuh dan mau. Kedua hal ini emang terlihat sangat mirip sih. Atau malah disengajain apa yang dimau emang dibutuhkan? XD
Cara paling mudah yang mungkin bisa kamu gunakan untuk membedakannya adalah dengan membuat daftar antara kebutuhan dan keinginan. Setiap kali kamu memenuhi salah satunya, berilah tanda bahwa kebutuhan atau keinginan kamu sudah tercapai. Begitu apa yang disampaikan oleh Prita Ghozie.
Usahain untuk selalu memenuhi kebutuhanmu terlebih dahulu, baru setelah itu penuhi keinginanmu. Dengan catatan, jangan sampai berlebihan ya. Sebagai contohnya:
Tentukan Prioritas Alokasi Penghasilan
Masih inget kan jumlah presentase alokasi penghasilan setiap bulannya, untuk me-refresh ulang berikut detailnya sebagai berikut:
Nah, setelah khatam alokasi penghasilan setiap bulannya, saatnya dipraktikkan ini dengan mengetahui prioritas alokasi penghasilan terlebih dahulu. Pada sesi ini peserta diminta untuk membuat alokasi penghasilan dari jumlah total gaji 15juta per bulan dan hasil keuntungan usaha sebesar 5juta dengan kewajiban cicilan KPR dan memiliki tanggungan 1 anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Lah kok ini aku banget ya. Mungkin memang kebetulan saja sis. :)
Lalu, diberikan daftar biaya bulanan yaitu:
1. Cicilan KPR 6juta
2. Biaya sekolah anak + uang saku 1,5juta
3. Investasi pendidikan anak 1juta
4. Langganan koran 200ribu
5. Uang belanja dapur 3juta
6. TV Kabe + Interbet 500ribu
7. Zakat atau dana sosial 1juta
8. Dana darurat 2juta
9. Listrik, Air & Gas 1,5juta
10. Uang belanja pribadi 2juta
11. Tabungan beribadah 1juta
12. Tabungan pribadi 1juta
13. Perhiasan kalung emas 3juta
14. Makan di restoran 1juta
15. Perawatan di salon 1juta
Hayoo, alokasikan penghasilan total 20juta dengan daftar biaya tersebut di atas sesuai dengan prinsip presentase alokasi penghasilan pada gambar. Kalo aku masih kurang okeh nih alokasi penghasilannya, masa masih sisa sekitar 1,8juta. Padahal harusnya pas, lho. XD artinya aku mesti kudu belajar lagi nih ;)
Yuk, Raih Mimpi Keluarga
Membina suatu keluarga pasti ada mimpi yang ingin dicapai, mulai dari punya rumah beserta isinya, mobil, hingga umroh ataupun naik haji bersama bagi yang muslim. Selama 7 tahun menikah, mimpi aku yang belum kesampaian yaitu umroh bareng.
Tentunya ada beberapa yang dilakukan hingga mimpi tersebut bisa jadi kenyataan, mulai dari tentukan tujuan which is umroh, lalu bikin perencanaannya yang cukup matang, melakukan segelintir upaya dan usaha (salah satunya nabung), ditengah jalan enggak tergoda hal lain (mungkin pas nabung, eh liat paket liburan ke Eropa Barat bareng artis idaman lantas pingin) dan yang terakhir yaitu mewujudkan mimpi tersebut.
Langkah-langkah mewujudkan mimpi ini dijabarkan pula oleh Mba Prita seperti ini:
Sekarang makin paham akan pentingnya kelola keuangan keluarga yang sehat dan benar, supaya segala yang diimpikan dalam keluarga bisa tercapai. Selanjutnya kudu bebenah banyak nih perihal keuangan keluarga. Jadi semangat nih :)
Memahami Anggaran Bulanan dan Musiman
Yang menohok setelah sesi ini adalah ketika datang pertanyaan gimana dengan Dana Liburan & Online Shopping? Secara ya, pastinya sebagai buibu juga butuh piknik dan mempercantik diri. Biar apa? Biar tetep waras sis! XD
Padahal kedua hal yang jadi pertanyaan tadi itu bisa dibilang BUKAN KEBUTUHAN DASAR tuh sampe aku warnain merah, capslock jebol + underline. Buibu, kedua hal tersebut nyatanya adalah sebuah Keinginan.
Eits tapi, kamu tetap bisa kok liburan dan belanja online dengan menggunakan Bonus Tahunan ataupun Tunjangan Tambahan, gitchu buibu. Jangan dibiasain ngambil dari gaji bulanan ya! *ngomong ama diri sendiri*
Hal yang sama juga diberlakukan untuk kurban bagi yang muslim, pajak kendaraan, pajak bumi & bangunan yang memang sifatnya pengeluaran tahunan. Karena itu dibayarkan dengan menggunakan pendapatan tahunan seperti bonus, THR, Komisi dll.
Trus gimana dong kalo belanja scarf lucuk & outfit kece buat keperluan datang event seperti blogger ataupun bikin video Youtube buat vlogger? Sebenarnya enggak masalah dan boleh-boleh saja asal dimasukkan ke dalam anggaran kebutuhan dasar dan dibayarkan dengan menggunakan pendapatan yang mana.
Kalo aku sih biasanya pampering my self dengan beli scarf, baju, sepatu ataupun sendal yang unyu gemay dari penghasilan nge-blog. Misal dalam 1 bulan blog dan media sosial aku bisa dikatakan cukup menghasilkan, nah saat invoice cair itu aku sisihkan deh tuh buat keperluan mempercantik diri. Lah wong menghasilkan juga kan ya. Setuju buibu blogger?
Tambahan kalimat menohok dari Mba Prita, katanya "BIASAIN TABUNG DULU, BELI KEMUDIAN" BUKANNYA BELI DULU, CICIL KEMUDIAN" nah kan nah kan, jebol deh tuh capslock XD
Langkah terpenting yang harus dilakukan adalah membiasakan diri untuk membuat checklist bulanan, yang dimulai dari membuat rencana pengeluaran. Hari gajian tiba langsung bagi uang sesuai pos rekening. Menariknya, mba Prita menyampaikan kalo seorang istri sepantasnya punyai 3 rekening tabungan. Alasannya agar memudahkan untuk mengatur alokasi keuangan keluarga tersebut.
Yes, it's Pay Day, cuss bayar cicilan kehidupan, tagihan bulanan dan jangan sampe lupa sedekahnya kakaaa supaya rejeki kita lancar dan berkah. Aamiin!
Dari 3 rekening tabungan tersebut, satu digunakan untuk pengambilan uang kas, satu lagi untuk transfer otomatis ke rekening dana darurat dan rekening investasi. Teorinya asik sih, semoga pada prakteknya istiqomah ya ukhti. :)
Sesi workshop ini pun ditutup dengan satu quote dari mba Prita:
"It's not how much you make, but how much you spend"
Kira-kira, bulan depan akan ada sesi workshop lanjutannya enggak ya? Aku sih pinginnya ada, biar khatam maksimal gitu ilmu kelola keuangan keluarga.
Kalo kamu biasanya beli terus cicil atau tabung dulu baru beli? Boleh lho share jawabannya di kolom komentar dan kasih tau alasannya juga ya :)
Kl bulan depan ada lagi acara ini aku juga mau ikutan lagi... 😊
BalasHapusaku pun mbak :)
HapusWaah sayang nggak ngundang bapak-bapak juga atau mas mas kayak saya biar ikut ngilmu tentang financial planning bareng Prita Ghozie. Tapi lumayan tercerahkan lah baca post dari mbak andiyaniachmad ini, 5% Zakat, 30% Cicilan, 30% Biaya, 15% , 10 % Dana Darurat ,Tapi jujur sih yang 10% gaya hidup itu menurut saya kegedean, hehehe,
BalasHapuskalo bapak2 ikutan jadi makin seru :)
HapusSubhanallah.... Info yg sangat dinantikantiba jg...
BalasHapusAlhamdulillah... Makasih ya mb...
Ijin share jg ��
Nanti, klo ada Info2 workshop kayak gini, tolong kabari diri q ya mb andi..
Masama, senang bisa berbagi :)
HapusSiaapp nanti kukabari kalo ada lagi ya :)
Thanks sharingnya Mbk, mendadak makin semangat bikin 3 rekening biar rapi dana yang ada.
BalasHapusMasama... udah bikin 3 rekening? :)
HapusYuk ah semangat nabung dan disiplin mengatur anggaran biar bisa tetap belanja dan jalan-jalan.
BalasHapushayooo semangat rapiin financial keluarga :)
HapusThanks sharingnya, Mbak..
BalasHapusSelama ini meski belum rapi sekali, tapi lumayan lah nggak acak-acakan anggaran RT. Tapi dari info ini kayaknya musti rapi-rapi lagi nih..biar bisa tambah jadwal senang-senangnya hahaha:D
iyes, jadi bisa traveling dan hepi2 sama keluarga lebih sering ya :)
HapusMenikah itu bukan hanya perkara “aku sayang & cinta kamu” -> aduuhh ini cihuy banget hihihihi.
BalasHapusMemang menikah juga harus bisa kerja sama dengan pasangan biar tujuan hidup tercapai ya, Mbak. Salah satunya adalah dengan mengatur keuangan yang baik.
Gak sabar nunggu acara ketiganya! :D
Aku pun! :)
Hapusseneng banget ya bisa ikutan workshop yg pas banget buat diaplikasikan sehari2 jadi ilmunya ga sia2
BalasHapuskepake banget ya ilmunya :)
Hapusyak marii nabung dulu beli kemudiaannn... #tolongbuyuyaAllah #semigaistiqomahnabungnya
BalasHapusaamiin.. istiqomah jamaah :)
Hapuskalau mbak Aie buat belanja pakaian, sebagian hasil ngeblog buat aku belikan makanan yang enak. Ya boleh dong menghargai usaha setelah kerja ini itu. Tenang aja, bayarnya lunas kok.
BalasHapusboleh banget kok, asal bayarnya lunas ya :)
Hapuspengen banget juga ikut event kayak gini,
BalasHapussecara aq belum bijak2 amat inih mengatur keuangan hahaha
sambil belajar biar makin bijak ngatur keuangan keluarga :)
Hapus"BIASAIN TABUNG DULU, BELI KEMUDIAN" BUKANNYA BELI DULU, CICIL KEMUDIAN"
BalasHapusDuh aku tercyduk :p
Semenjak punya cc sendiri, jadi kayak boros dan nggak terkontrol banget lah pengeluaran itu dan aku menyesal T_T
Sekarang masih meraba - raba lagi teknik perhitungan yg cocok dgn pribadiku :)
CC tuh emang buah simalakama sih ya, kadang ada manfaatnya kadang malah menjerumuskan tergantung gimana kita kelolanya :)
HapusYang biasanya nggak terduga itu ketika ada pameran buku dengan harga terjangkau wah langsung bisa lupa untuk menabung:)
BalasHapusnah yang kayak gini harus di planning nih :)
HapusPengen bgt kmrn aku ikut acara ini, tp sayang aky hrs keluar kotaa .
BalasHapusSoal pengaturan uang belanja sampai kapanpun akan selalu menarik ya dipelajari. Udah tau teorinya kadang kita suka cheating gitu ya pengaturannya. Akupun juga tiap bulan hrs pintar2 menyisihkan pemasukkan supaya gak jebol perhitungannya :)
Dan ya, aku setuju ai,membuat checklist bulanan itu penting bgt. Akupun sblm suami gajian, daftar barang belanjaan bln depan sudah terpampang nyata :)
Jadi saat pemasukkan kami datang udah tau post2nya.
Tfs :)
cheating itu yang kadang suka tak terelakkan sih, tinggal gimana kita kuat hati dan iman juga harus teges ama diri sendiri. kalo enggak butuh2 amatan mending jangan dibeli ya :)
HapusHabis ini makin pinter keuangan deh. Mau beli apaoun nabung dulu, beli kemudian ya
BalasHapusaamiin,semoga makin pinter ngatur keuangan keluarga dan istiqomah ya mba
Hapusharus disiplin membedakan kebutuhan dan keinginan supaya pengeluaran tidak lebih besar dari pemasukan :)
BalasHapusiya bener banget, di awal kudu bedain mana kebutuhan dan keinginan :)
HapusSusah memang ya mbak menahan godaan keinginan ketimbag kebutuhan. Hal itu yang sering anggaran jd berantakan, pdhl udah di pos-pos kan
BalasHapusbanget mba, kadang gampang tergoda sama diskon dan promo buy 1 get 1 huhuhu bener2 cobaan yang hakiki
HapusYang paling sulit tuh mendahulukan kebutuhan dibandingkan keinginan, jatohnya selalu keinginan yang seolah-olah dibutuhkan kayak yang Mbak Andiyani bilang di atas. Penting banget nggak cuma untuk Ibu-Ibu, yang masih single kayak saya juga butuh ilmu strategi pengaturan anggaran kayak gini. Justru lebih perlu, karena belum ada tanggungan dan pengennya hepi-hepi terus. Thanks Mbak udah sharing, sangat bermanfaat :).
BalasHapusMasama Dini, aku pun senang bisa berbagi, jadi sama2 belajar ngatur keuangan dengan bijak ya :)
HapusInfonya penting nih yaa mba aie. Makasih udah sharing :)
BalasHapusMasama marga :)
HapusBeli dulu cicil kemudian banyak dianut masyarakat nih ihiks. Mwsti cerdas mengatur anggaran memang
BalasHapusnah kan Mba, aku pun begitu lho dulu, skrg nabung dulu aja deh
Hapusibu mmg sellaau dituntut bisa apa aja ya, jd financial planner juga deh sekarang
BalasHapushahaha iya banget :)
HapusHadeuhh ribet juga ya jadi emak-emak, selain harus bisa ngerawat anak, masak, mimiin cucu, sama ngatur keuangan juga... T.O.P dah....
BalasHapusemak2 kudu setronggg
HapusSeru ni ngumpul buibu sambil belajar manajemen keuangan keluarga :)
BalasHapusyang bentaran lagi berubah title jadi istri orang nih ye heheheh
Hapus*Plak* hahaha ketampar banget mba. Belanja inline dan liburan jgn ambil dr gaji bulanan. Makanya niihhh knp gak pernah cukup perasaan... godaan setannya gede banget. TFS mba..
BalasHapusmasama, godaan setan yang terkutuk emang ya itu belanja online hahahah nikmat banget sih ya
Hapusyess setuju, boleh kog belanja belanji asal dengan alokasi anggaran yang tepat. Seperti rindu invoice pemirsah wkwkw saatnya cuss kita menyenangkan diri sendiri ahahahaha
BalasHapusbahahha, jadi inget invoice mana nih yang belonan cair hahaha
HapusBener nih, yg dana darurat emang penting ya, krn buat jaga2 ya kl tjd apa2.
BalasHapusyuk mas Timo bareng2 sisain dana darurat :)
Hapus