“Self-worth bukan hasil dari seberapa sibuk kamu. Tapi dari seberapa kamu kenal dan nerima dirimu sendiri, apa pun kondisinya.” Pernah gak sih kamu ngerasa lebih berharga saat punya pencapaian tertentu? Waktu dapet promosi, dipuji atasan, atau punya banyak pekerjaan yang ‘kelihatan penting’?
Aku pernah. Bahkan sering.
Dulu, aku pikir aku bernilai karena pekerjaan.
Karena posisi. Karena hasil.
Tapi ternyata… ketika semua itu lagi gak stabil — saat gak seproduktif biasanya, saat gak dipuji, saat gak ada hasil yang bisa dibanggain — aku mulai bertanya: "Lalu siapa aku tanpa semua itu?". Well di tulisan kali ini aku akan kembali curhat colongan tentang pandangan aku terhadap self-worth yang harusnya sih bukan buat dipamerin, tapi dikenali dan diterima. Setuju gak? Shall we start now ...
Sebagai ibu bekerja yang juga content creator, jujur aja, hidupku gak pernah benar-benar kosong dari ‘to-do list’.
Pagi-pagi udah urus rumah, kerja, deadline, meeting, urus konten, urus anak, kadang masih diselipin mimpi pribadi yang belum selesai.
Dan jujur, kadang aku bangga banget.
Bangga karena produktif. Karena ‘sibuk’ rasanya bikin aku penting.
Tapi… ada satu titik dalam hidupku, aku pernah berhenti total.
Capek. Burnout.
Lalu waktu aku berhenti sebentar, aku merasa kosong.
Kok rasanya aku gak punya nilai apa-apa?
Karena gak kerja? Karena gak ada output?
Dari situ aku sadar…
aku ngasih self-worth-ku ke hal yang di luar diriku.
Pelan-Pelan Belajar Balik ke Diri Sendiri
Aku mulai nanya ke diri sendiri:
Kalau hari ini aku gak posting, gak kerja, gak ‘hebat’,
aku tetap Aie gak?
Aku tetap pantas dihargai gak?
Jawabannya: iya.
Tapi butuh waktu buat percaya sama itu.
Aku mulai pelan-pelan journaling, ngobrol sama diri sendiri, dan ngelihat hal kecil yang selama ini kulewatkan.
Kayak…
- waktu aku berhasil nenangin Darell yang lagi overthinking
- waktu aku masak dan suami bilang, “enak banget, terima kasih ya”
- waktu aku berani nolak kerjaan karena tahu kapasitas
Hal-hal kecil yang gak muncul di portofolio.
Tapi justru ngebentuk rasa ‘cukup’ dalam diri.
Self-Worth Harusnya Datang dari Dalam
Aku belajar bahwa self-worth gak bisa ditaruh di luar diri.
Karena semua hal di luar — jabatan, followers, proyek, status — sifatnya sementara.
Dan ketika itu hilang, kita bisa ngerasa runtuh kalau gak punya pondasi dari dalam.
Sekarang, aku mencoba mengubah narasi:
Bukan lagi:
“Aku berharga karena hasil kerjaanku.”
Tapi jadi:
“Aku berharga karena aku tahu siapa diriku, dan aku memperlakukan diriku dengan penuh hormat.”
Itu bisa dimulai dari hal sekecil:
- Istirahat tanpa merasa bersalah
- Memaafkan kesalahan diri sendiri
- Gak membandingkan jalan hidup dengan orang lain
Untuk Ibu dan Perempuan yang Lagi Ngerasa Gak Cukup
Kalau kamu lagi ngerasa gak seproduktif orang lain,
atau merasa stuck,
atau ngerasa “aku gak sepenting itu”…
aku cuma mau bilang:
Kamu tetap berharga.
Meski hari ini gak posting konten.
Meski hari ini gak selesaiin semua tugas.
Meski kamu cuma bisa duduk dan nangis sebentar.
Self-worth kamu gak ditentukan dari seberapa banyak kamu bisa kasih ke orang lain.
Tapi seberapa kamu bisa hadir buat diri sendiri, dengan jujur dan tulus.
Penutup: Definisi Baru Tentang Nilai Diri
Dulu, aku ngerasa jadi “berharga” artinya harus sibuk, harus bermanfaat, harus kelihatan berhasil.
Sekarang aku belajar bahwa jadi berharga cukup dengan jadi versi terbaik dari diriku hari ini.
Gak harus luar biasa, tapi bisa jujur dan damai dengan diri sendiri.
Self-worth bukan soal ‘aku siapa di mata orang’,
tapi ‘aku gimana memperlakukan diri sendiri dengan layak’.
Yuk Cerita di Kolom Komentar:
Kapan terakhir kali kamu merasa gak cukup?
Apa yang bikin kamu balik merasa layak dan berharga?
Posting Komentar
Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisanku ini, bahagia deh rasanya kalo kamu bisa berkomentar baik tanpa ngasih link apapun dan enggak SPAM. :)