Apa Sih Bedanya Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional?

Kamis, 28 Oktober 2021

Women are better investor, is that true? Faktanya 75% perempuan usia < 45 tahun mampu membuat keputusan finansial sendiri baik sudah menikah ataupun belum. Termasuk dalam memilih perlindungan yang terbaik untuk keluarga, dalam hal ini pemilihan asuransi. Adanya pilihan asuransi syariah, membuatku bertanya-tanya emang bedanya apa sih sama yang konvensional? Okay, let's start the review now...

Asuransi Syariah Prudential

Memang tak bisa dipungkiri sebagai seorang perempuan pasti banyak melakukan keputusan-keputusan yang berkaitan dengan finansial setiap harinya. Bahkan ya, bisa tuh aku sebagai perempuan seketika memutuskan pilihan antara free ongkir atau beli satu dapat dua tapi tetap bayar ongkir. 

Tidak hanya pilihan finansial yang sifatnya harian seperti belanja online, pilihan menentukan asuransi juga ditentukan oleh wanita yang suka tidak suka akan memegang peranan sebagai menteri keuangan keluarga baik untuk dirinya sendiri ataupun keluarganya kelak.

Ngomongin soal pilihan asuransi untuk keluarga, akutuh masih bingung sama bedanya asuransi syariah dan asuransi konvesional. Harap maklum, pengetahun terkait asuransi memang sangat minim nih beb. Nah, beruntungnya aku ikutan event Bloggers Gathering 2021 yang diadakan oleh Prudential Indonesia dalam rangka menyemarakkan Bulan Inklusi Keuangan atau BIK 2021 bersama Komunitas Emak Bogger (KEB).

Asuransi Syariah Prudential Indonesia

Prudential Indonesia, Bloggers Gathering 2021 - BIK 2021

Ya, hari Selasa kemarin aku mengikuti Bloggers Gathering bersama Prudential Indonesia dan Komunitas Emak Blogger tentang perencanaan finansial yang bertujuan untuk meningkatkan literasi keuangan dan asuransi jiwa Syariah bagi masyarakat Indonesia, khususnya emak-emak seperti aku ini. 

Bersama 40 emak-emak yang juga blogger kembali belajar dan mendapatkan ilmu dalam mengatur finansial rumah tangga dan mempelajari cara yang paling sesuai untuk mengelola arus kas atau cash flow, trus mengatur alokasi pendapatan, dan yang gak ketinggalan yaitu ngebahas tentang perlindungan asuransi berbasis syariah keluarga.

Hal ini sesuai dengan tema yang diangkat oleh Prudential Indonesia yaitu, "Membangun Keluarga yang Tangguh Secara Finansial Melalui Asuransi" bersama narasumber seperti Bpk. Luskito Hambali - Chief Marketing and Communications Officer Prudential Indonesia, Bpk. Bondan Margono - Head of Sharia Strategic Development Prudential Indonesia, Aliyah Natasya - Financial Advisor, dan Lidya Fitrian - Blogger dan Member KEB.

Asuransi Syariah Prudential Indonesia

Acara yang berlangsung cukup seru dan interaktif terutama di kolom chat karena melibatkan 40 emak-emak, terlihat dari banyaknya pertanyaan dan rasa ingin tahu yang cukup kuat dari para emak ini terkait literasi keuangan dan inklusi keuangan termasuk didalamnya terkait asuransi syariah. Kebayang kan beb serunya gimana? Trus ditambah juga ada kuis online via websita jadi harus cepet-cepatan jawab beb, dan sinyal internet yang kenceng juga mendukung para emak menjadi yang beruntung dapat hadiah, lho. Dan, aku salah satu emak yang beruntung mendapatkan hadiah dari Prudential Indonesia setelah di kuis pertama sempat gak fokus karena nyambi jagain bayik, heheheh.

Pak Luskito Hambali atau biasa dipanggil Pak Kiki membuka acara ini dengan senyuman ramah menjelaskan tema yang diambil dalam kesempatan ini semata karena masih kurangnya pemahaman tentang literasi keuangan di kalangan perempuan. Padahal para ya perempuan, termasuk emak-emak adalah Menteri Keuangan untuk dirinya juga untuk keluarganya kelak dan cenderung pengambil keputusan dalam setiap inklusi keuangan yang dilakukan sehari-hari. Jadi, kebayang kan gimana dampaknya kalo aku, kamu dan semua perempuan kurang melek keuangan termasuk didalamnya asuransi akan berdampak cukup signifikan pada ketangguhan finansial keluarga. 

Aku aja nih ya, meski sudah 12 tahun mengarungi biduk pernikahan, dan 20 tahun lebih sudah cukup mandiri dalam menghidupi diri sendiri alias udah bekerja dan punya duit sendiri, masih suka gamang nan galau pun gak tegas dalam mengambil keputusan finansial. Seringnya sih galau beb, gak bisa kepancing kata-kata "Promo - Beli 2 Lebih Murah", "Discount Up To 50%", "Buy 1 Get 1", "Cashback 50%", "Free Ongkir", dan "Belanja Minimal 300rb Free Ongkir" karena akan mempengaruhi keputusanku dalam membeli suatu barang.

Asuransi Syariah Prudential Indonesia

Termasuk dalam pilihan investasi dan asuransi, pemahaman terhadap dua hal itu harus dimaksimalin supaya gak salah-salah pilih beb. Jangan sampai salah paham eh malah kecewa, udahannya gak enak beb, yakin dah. Makanya Pak Kiki berharap dengan adanya acara ini bisa membantu para perempuan untuk mendapatkan pemaparan dan insight terkait literasi keuangan beb. 

Perempuan Harus Mandiri Finansial, Mulai Dari Sekarang!

Seperti yang disampaikan oleh Aliyah Natasya selaku Financial Advisor, bahwa faktanya 75% dari perempuan berusia < 45 dapat membuat keputusan finansial baik yang sudah menikah ataupun belum. Perempuan juga dianggap lebih jago investasi dibandingkan pria karena kerap melakukan riset, mencari sumber terpercaya, memiliki ketelitian, lebih waspada, dan berhati-hati. 

Meskipun demikian, masih banyak perempuan yang menyatakan kebingungan saat harus mengarahkan rencana finansial jangka panjang dan membutuhkan informasi lebih untuk membantu dalam mengambil keputusan finansial yang tepat.

Karena itu dibutuhkan beberapa strategi dalam perencanaan keuangan atau yang disebut dengan Financial Planning Journey yang bisa membantu kita sebagai perempuan agar cerdas finansial dan bisa lebih mandiri. 

  • Kenali kondisi keuangan kamu atau keluarga, kalo aku sih biasanya membuat daftar pemasukan dan pengeluaran setiap bulannya yang aku buat di dalam 'notes' anggaran. Lalu, anggarkan terlebih dahulu hal-hal yang wajib seperti uang belanja, transportasi, listrik, biaya telepon, wi-fi dan cicilan bulanan. 
  • Buat daftar jumlah tabunga, aset (seperti rumah tinggal, perhiasan, dan lainnya) yang apabila dijual di masa depan masih memiliki potensi nilai yang besar.
  • Lakukan pengecekan apakah total harta yang dimiliki masih lebih besar dari jumlah hutang, baik dalam bentuk pinjaman uang ataupun kredi pembelian barang.
  • Mulai tentukan apa saja kebutuhan dan keinginan di masa depan, lalu buatlah skala prioritas dan tenggat waktu yang diinginkan. Misalnya, dana pendidikan, atau keinginan untuk umroh, naik haji, bahkan mengganti kendaraan. 

Strategi di atas dinamakan monthly budgeting dengan membagi pendapatan yang masuk tiap bulannya menjadi Spending dan Savings. Lalu, lakukan pembagian presentasi dalam monthly budgeting dengan porsi pengalokasian secara ideal, misalnya: 

  1.  Biaya rumah tangga, cicilan bulanan, dan pengeluaran lainnya dialokasikan sebesar 60%
  2. Dana pendidikan, tabungan, self reward dan dana darurat masing-masing sebesar 5%
  3. Hiburan, investasi, premi asuransi, dan zakat atau dana sedekah masing-masih sebesar 5% 

Asuransi Syariah Prudential Indonesia

Tentu dalam Financial Planning Journey dibuatkan yang namanya Wealth Protection dan Wealth Creation, dimana Wealth Protection didalamnya ternyata Health dan Financial, sementara Wealth Creation adalah menciptakan penghasilan tambahan. 

Bersyukurnya aku masih bisa mendapatkan penghasilan tambahan dari hasil menulis blog juga memanfaatkan media sosial, sehingga hasilnya dapat aku manfaatkan untuk keinginan lainnya seperti gaya hidup ataupun menambah tabungan yang ada di dalam celengan. Iya, sekarang aku dan suami sedang semangat-semangatnya untuk menabung di celengan. Saat ini baru ada dua celengan, 1 untuk beli laptop anakku, Darell dan celengan satu lagi adalah tabungan untuk mengisi furnitur kamar karena sudah saatnya diganti beb (udah 10 tahun btw).

Dan sejak pandemi berlangsung, aku makin terbiasa membedakan mana keinginan dan kebutuhan sehingga tidak mudah terpengaruh pada kata-kata kata-kata "Promo - Beli 2 Lebih Murah", "Discount Up To 50%", "Buy 1 Get 1", "Cashback 50%", "Free Ongkir", dan "Belanja Minimal 300rb Free Ongkir" di e-commerce, social commerce ataupun marketplace. Benar-benar membiasakan diri untuk membeli barang dibutuhkan daripada yang diinginkan. Juga, mengurangi jajan jajanan kekinian seperti kopi, boba dan lain sebagainya di aplikasi mana pun.

Asuransi Syariah Prudential Indonesia

Yang tidak boleh dilupakan yaitu sediakan anggaran untuk perlindungan asuransi keluarga dengan melakukan beberapa langkah berikut ini: 
  • Know your budget - Budget Allocation/Payment (monthly/annual)
  • Know your needs - Life, Health, Riders
  • Know your insurance company - Reputation, Accessability, Claim History, RBC
  • Why sharia - Gotong Royong, Surplus, Underwriting
Aliyah juga menyampaikan bahwa prinsip dasar membangun keuangan keluarga yang sehat adalah memiliki sistem kelola finansial yang disesuaikan dengan kondisi keluarga kita. Untuk itu, penting bagi kita selaku Menteri Keuangan keluarga melakukan pengelolaan dasar finansial dengan komitmen kuat, serta memiliki asuransi sebagai proteksi jangka panjang.

Ngomongin soal asuransi, faktanya banyak milenials yang cenderung memilih asuransi syariah ketimbang asuransi konvensional. Jujurly, hal ini menarik perhatianku karena fakta ini terungkap saat Bpk. Bondan Margono selaku Head of Sharia Strategic Development Prudential Indonesia menjelaskan perbedaan asuransi syariah dan asuransi konvesional dalam acara Bloggers Gathering tersebut. 

Apa Beda Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional?

Ancaman kesehatan memang tidak pernah bisa diprediks, terlebih di masa pandemi corona seperti sekarang ini. Semua kalangan bisa saja terpapar penyakit. Untuk itu, perlu persiapan dana dalam menghadapi masa-masa darurat tersebut, misalnya dengan membeli asuransi. Lantas kenapa asuransi dibutuhkan?

Bpk. Bondan Margono menjelaskan ada beberapa alasan kenapa asuransi dibutuhkan, seperti: 
  1. Perlindungan pendapatan
  2. Dana darurat
  3. Perlindungan kesehatan
  4. Warisan
  5. Dana pensiun
  6. Perlindungan dana pendidikan    
Dimana asuransi dibagi dua, berdasarkan jenis yaitu tradisional (dwiguna, berjangka, dan whole life)  dan unit link. Sedangkan berdasarkan fungsi yaitu asuransi jiwa, kesehatan, penyakit kritis, dan kecelakaan diri. Ragam fungsi dan jenis asuransi ini dibagi dalam tipe konvensional dan syariah. 

Asuransi Syariah Prudential Indonesia

Kalau asuransi konvensional mungkin sudah lebih familiar ya beb, dan mungkin sudah cukup sering mendapatkan penawaran. Namun, dari sekian banyak penawaran asuransi, pernah gak kamu ditawarkan asuransi syariah?

Merujuk pada fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI), asuransi syariah adalah usaha untuk saling membantu dan berbagi di antara sejumlah orang atau pihak melalui investasi dalam bentuk aset atau tabarru' yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad yang sesuai dengan syariah.

Adapun perbedaan utama antara Asuransi Syariah dengan Asuransi Konvensional terletak pada konsep dasar dan cara pengelolaan dana yang sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah. Bila terjadi risiko terhadap peserta, santunan asuransi akan dibayarkan dari Dana Tabarru, nah konsep ini juga dikenal sebagai risk sharring. 

Lebih lanjut, Asuransi Syariah ada beberapa jenis transaksi yang harus dihindari yaitu gharar atau ketidakpastian, riba atau tambahan dan maysir atau judi. Dengan kata lain, dana nasabah pada Asuransi Syariah khususnya unit link, tidak akan diinvestasikan pada hal-hal yang bertentangan dengan syariat Islam, contohnya produk keuangan dan perbankan dengan konsep riba, rokok, dan minuman keras.

Asuransi Syariah Prudential Indonesia

Dari penjelasan ini, aku jadi menyadari bahwa dengan memilih asuransi syariah adalah sebagai ikhtiar dalam menghadapi risiko dengan nilai-nilai syariah seperti: 
  • Nilai tolong menolong
  • Bersifat universal
  • Sesuai prinsip syariah
  • Keadilan
  • Transparasi keuangan
Selain prinsip dasar, ada perbedaan asuransi syariah dan asuransi konvensional yang cukup mendasar dari sistem perjanjian atau akad. Pada asuransi syariah, akad yang menjadi landasan sistem perjanjian adalah akad takaful. Akad ini merupakan akan tolong menolong yang memungkinkan para peserta asuransi untuk membantu peserta lainnya dengan dana tabarru' yang telah dikumpulkan oleh pihak asuransi syariah.

Beberapa akad yang pada asuransi syariah dan telah sesuai dengan ketentuan Dewan Syariah Nasional antara lain:
  1. Akad tabarru
  2. Akad wakalah bil ujrah
  3. Akad Mudharabah
  4. Akad Mudhrabah Musytarakah
  5. Al-Qardh-Al-Hasan

Keuntungan Asuransi Syariah

Secara umum asuransi memberikan perlindungan atas risiko tak terduga, memberi rasa aman, juga sebagai bentuk investasi untuk masa mendatang. Berinvestasi syariah juga memiliki beberapa keuntungan lain, seperti tidak berlakunya sistem "dana hangus". 

Asuransi Syariah Prudential Indonesia

Premi yang disetorkan oleh nasabah kepada perusahaan asuransi tidak akan hangsu meskipun tidak terjadi klaim selama masa perlindungan. Dana yang telah dibayarkan tetap menjadi pemegang polis. Selain itu, perusahaan syariah wajib mengelola dananya secara transparan serta pengelolaan dana dilakukan dengan berpegang pada prinsip-prinsip fiqih Islam.

Bpk. Bondan Margono menekankan saat hendak membeli produk asuransi perhatikanlah beberapa hal seperti: 
  • Wajib kenalan dengan perusahaan asuransinya, cara tahu tentang perusahaan tersebut dengan melakukan riset
  • Kenalan juga dengan tenaga pemasarnya; harus banyak tanya dan kepo terkait info produk, pokoknya harus detail ya
  • Yang terakhir dan gak kalah penting, iqro alias baca polisnya secara teliti, dapatkan semua informasi yang dibutuhkan seperti informasi produk asuransi tersebut, cara pengajuan klaim dan bagaimana cara kerja asuransi tersebut.

39 komentar

  1. Alhamdulillah aku juga ikutan zoominar ini nih mak Aie, jadi nambah pengetahuan seputar perencanaan keuangan yaaa.. sebagai menteri keuangan keluarga, bermanfaat banget nih informasinyaaaa <3

    BalasHapus
  2. membiasakan diri untuk membeli barang dibutuhkan daripada yang diinginkan. ini PR abadi banget ya mba
    tapii bismillah.... semoga kita bisa.

    karena penginnya financial planning kita bagusss dan lancar semua ya mba

    BalasHapus
  3. btw aku nih karena freelance rada susah ngepasin dana bulanan, jadi aku selalu hitung kebutuhan bulanan berapa dsbnya, nah tinggal gimana ngejarnya tiap bulan :D

    so far selama ini cara itu berhasil, kalau lebih banyak yg didapat ya buat "next gaji" hahah..

    btw aku nih termasuk yg pilih asuransi syariah mbak, soalnya setelah ceki2 itu yang tepat saat ini buatku sih

    BalasHapus
  4. Untuk proteksi, hampir tak ada beda antara syariah dan konvensional ya Mbak. Yang membedakan adalah pengelolaan keuangan di manajemen asuransi dan istilah-istilah yang menyesuaikan dengankosa kata syariah. Jadi emang akhirnya terpulang kepada kita, memilih yang paling cocok untuk keluarga

    BalasHapus
  5. Aku jadi inget temenku, mba
    dia ogaaahhh bgt kalo diajakin berasuransi
    takut riba ghoror dll
    nah, kalo yg sharia gini, kan OK ya.
    lebih tenang juga jadinya.

    BalasHapus
  6. Sepakat banget untuk Kenali kondisi keuangan kita dan keluarga mba. Dan skarang ada asuransi syariah jadi lebih tenang ya mba

    BalasHapus
  7. Sekarang umat muslim yang mau punya proteksi lewat asuransi jadi nyaman ya karena asuransi Syariah sesuai dengan syariat Islam

    BalasHapus
  8. perbedaannya jelas banget ya..kalo kayak gini kita juga lebih mudah untuk memilih mau yang konvensional atau syariah

    BalasHapus
  9. Masih banyak yang ragu berasuransi. Tetapi, saya lihat setelah ada yang syariah mulai ada ketertarikan. Setelah itu bisa lanjut cari tau tentang perbedaan konvensional dan syariah, ya

    BalasHapus
  10. sejak gadis, ibuku selalu berpesan, sebagai perempuan harus mandiri finansial, harus ada penghasilan sendiri jangan tergantung suami, alhamdulillah sih jadi makin happy sejak punya pendapatan sendiri

    BalasHapus
  11. Aku baru tahu perbedaan antara asuransi konvensional dan syariah ternyata seperti ini yaa.. Lebih tenang juga karena bebas riba, judi, dan gharar.

    BalasHapus
  12. Wah, detail sekali penjelasannya, jadi lebih tahu lagi nih soal asuransi. Kalau perempuan lebih aktif dan teliti mungkin juga karena sejak sebelum berkeluarga pun biasanya sudah lebih concern sama misalnya gaya hidup sehat, kebersihan, refreshing yang terarah, jadi biasa mengatur uang biar cukup buat segala kebutuhan di luar keperluan pokok itu. Apalagi setelah menikah, makin banyak yang harus diurus.

    BalasHapus
  13. Iya mbak, samaan dengan saya, pengetahuan tentang asuransi minim banget. Meksipun katanya kita menteri keuangan keluarga, tetap aja gak bisa memutuskan kalau udah hal-hal yang begini ya. Sebabnya ya itu, karena pengetahuan kita masih minim. Tahunya belanja doang yaa hihihi btw alhamdulillah saya juga ikutan webinar ini mbak, alhamdulillah jadi tercerahkan cara kerjanya asuransi syariah. Jadi lebih tenang yaa

    BalasHapus
  14. Acara yang insightful ya webinar ini. Aku jadi tahu lebih banyak deh tentang asuransi syariah ini. Tadinya cuma tahu bagian tidak ada riba aja. Ternyata banyak prinsipnya. Dan banyak pula manfaatnya yang tidak dimiliki asuransi konvensional. Pantesan banyak yang milih ya, bahkan nonmuslim sekalipun.

    BalasHapus
  15. beneran susah membedakan kebutuhan dan keinginan ya..hiks, memang meski banyak belajar lagi financial planning apalagi kebutuhan anak makin makin banyak. Di antaranya penting pilih asuransi yang tepat, yang berkonsep syariah salah satunya, konsep tabarrunya selain buat berbagi risiko juga untuk menolong sesama

    BalasHapus
  16. ohh ini ya bedanya asuransi konvensional dan asuransi syariah
    aku jadi makin paham
    kayaknya sekarang aku Perlu punya asuransi syariah, karena dua asuransiku sebelumnya, yaitu asuransi kesehatan dan pendidikan nya sifatanya asuransi konvensional

    BalasHapus
  17. terima kasih Mba atas pencerahannya, selama ini masih belum paham bangat, hehehe. semoga Indonesia yang mayoritas islam asuransinya emang islami

    BalasHapus
  18. Tos! Saya pun selalu memikirkan lagi mau ini mau itu karena keinginan atau kebutuhan...
    Apalagi saat pandemi. Serasa yang lima puluh ribu itu guede banget dan berharga. Jadi gak sembarangan lagi jajan jajanan. Memikirkan untuk bekal anak nanti jadinya

    BalasHapus
  19. Aku dulu sempat bingung perbedaan antara kedua ini. Beruntung sekali ikutan acara ini, jadi tahu perbedaan asuransi syariah dan konvensional.

    BalasHapus
  20. Setuju banget perempuan kudu mandiri finansial supaya bisa ikut mengambil keputusan dalam hal banyak aktivitas yg mmebutuhkan pertimbangan finansial.
    Idem udah gak mempan sama kata promo hehe
    Asuransi syariah bikin tenang ya krn lbh nyaman dgn prinsip2 syariahnya

    BalasHapus
  21. Soal akad ini yang aku masih lumayan bingung mbak. Tapi bener yang ditulis di sini, mengelola financial keluarga itu sangat penting.

    BalasHapus
  22. Sejak ikut zoominar ini saya mulai mengatur keuangan dengan lebih detil dan terarah. Pas banget kan kemarin itu habis gajian. Langsung dah atur-atur dan mulai lebih rajin dalam pencatatan. Jadi berasa makin faedah ikut zoominar bareng kEB dan Prudential ini.

    BalasHapus
  23. Kalo udah belajar secara menyeluruh insya Allah oke ya mba pake yang syariah

    BalasHapus
  24. Alhamdulillah, kita makin terbantu dengan munculnya asuransi berbasis syariah gini ya. Akadnya jelas, bukan untuk mencari keuntungan tapi saling tolong menolong.

    BalasHapus
  25. Suka ih sama brand asuransi Prudential ini, karena rajin banget memberikan edukasi. Kitanya yang awam gini kan jadinya pada tahu yaa apa aja bedanya asuransi konvensional dan asuransi jiwa syariah.

    BalasHapus
  26. Perbedaannya ternyata sangat terlihat yaa, kak.
    Jadi semakin yakin bahwa asuransi yang terbaik menggunakan akad syari sehingga selain keberkahan juga minim resiko.

    BalasHapus
  27. Penjelasannya detail banget kak Aie, jadi makin paham kan bedanya asuransi syariah dan konvensional. Sebagai umat muslim emang mesti banget ngerti fikihnya jadi nggak salah jalan gitu ya

    BalasHapus
  28. Beberapa kali diajak ikut asuransi, tetapi saya belum berminat. Soalnya belum tahu apa-apa soal asuransi dan terpedaya sama hoaks juga sih.
    Nah, kalau begini penjelasannya kan mata kita terbuka untuk lebih peduli pada pengelolaan keuangan apalagi ini berbasis syariah. Insyaallah halal.

    BalasHapus
  29. Mungkin bagi sebagian orang sama aka ya tp bagi sebagian orang lainnya akan berbeda, sesuai sudut pandang dan kebutuhan masing2. Makasih mbak jadi makin tahu nih aku

    BalasHapus
  30. Menarik banget sih bahas asuransi gini, apalagi pro kontra tentang halal haramnya. So far, yang aku tangkep yang membedakannya emang dari pengelolaanya.

    BalasHapus
  31. Asuransi Prudential Syariah bisa menjadi salah satu alternatif utk bikin warisan terbaik. Apalagi kalau asuransi syariah, bisa lebih tenang asuransi syariah, gak perlu ada galau tentang Riba dan sejenisnya

    BalasHapus
  32. Sejak adanya asuransi syariah setidaknya jadi nyaman menjalaninya karna bersih dari riba, jadi nyadar nih penting banget untuk mempunyai asuransi syariah.

    BalasHapus
  33. saya suka banget sih sama asuransi syariah, lebih fair menurutku dibanding asuransi konvensional

    BalasHapus
  34. Beli sayur aja kadang mikir mana yang murah tapi kualitas terbaik ya. hihi. Apalagi beli-beli yang lainnya, seperti pakaian, sepatu, dan lainnya. Tapi untuk membeli produk finansial kadang kita bingung dan akhirnya nggak jadi deh untuk beli. maka perlu melek literasi keuangan ya kak. terutama asuransi syariah.

    BalasHapus
  35. masih maju mundur untuk ikutan asuransi lain krn kurang paham. tapi baca2 ini memberikan gambaran sedikit mba. thankyou.

    BalasHapus
  36. kalau penjelasannya sudah sekomplit ini rasanya udah gak ragu lagi ya buat polis Asuransi Syariah dari Prudential. :)

    BalasHapus
  37. wah sekarang sudah ada pilihan yang syariah ya, jadi ya bisa jadi pilihan juga buat kita lebih tenang tentang pengelolaan keuangannya :)

    BalasHapus
  38. Masya Allah, kita sbg muslimah memang harus melek asuransi syariah nih dan kebutuhan finansial syariah lainnya. Thanks for sharing kak Aie

    BalasHapus
  39. Pilihannya banyak ya, bisa menentukan sesuai kebutuhan dan kemampuan ya berarti. Akadnya yg membedakan dgn konvensional ya mak?

    BalasHapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisanku ini, bahagia deh rasanya kalo kamu bisa berkomentar baik tanpa ngasih link apapun dan enggak SPAM. :)