Kolaborasi Pengelolaan DAS Rejoso Sebagai Upaya Cegah Kekeringan di Kabupaten Pasuruan

Rabu, 31 Agustus 2022

Berbagai persoalan daerah aliran sungai (DAS) seperti eksploitasi berlebihan, alih guna lahan, hilangnya vegetasi yang mengakibatkan terjadinya banjir, erosi tanah, dan longsor. Bahkan, kekeringan ternyata berakar dari belum tepatnya strategi pengelolaan DAS. Karena itu perlu diupayakan kolaborasi pengelolaan DAS sebagai upaya cegah kekeringan di Kabupaten Pasuruan. Simak yuk pemaparan lebih lengkapnya berikut ini, shall we start now?

Danone-AQUA Rejoso Kita

Apa Itu Daerah Aliran Sungai (DAS)

Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah daerah yang dibatasi punggung-punggung gunung dimana air hujan yang jatuh pada daerah tersebut akan ditampung oleh punggung gunung tersebut dan akan dialirkan melalui sungai-sungai kecil ke sungai utama.

DAS berperang penting dalam menjaga lingkungan termasuk menjaga kualitas air, mencegah banjir dan kekeringan saat musim hujan dan kemarau, mengurangi aliran massa (tanah) dari hulu ke hilir. Adapun pembagian DAS berdasarkan fungsi Hulu, Tengah, dan Hilir yaitu:

Bagian hulu didasarkan pada fungsi konservasi yang dikelola untuk mempertahankan kondisi lingkungan DAS agar tidak terdegradasi, yang antara lain dapat diindikasikan dari kondisi tutupan vegetasi lahan DAS, kualitas air, kemampuan menyimpan air (debit), dan curah hujan.

Danone-AQUA Rejoso Kita

Bagian tengah didasarkan pada fungsi pemanfaatan air sungai yang dikelola untuk dapat memberikan manfaat bagi kepentingan sosial dan ekonomi, yang antara lain dapat diindikasikan dari kuantitas air, kualitas air, kemampuan menyalurkan air, dan ketinggian muka air tanah, serta terkait pada prasarana pengairan seperti pengelolaan sungai, waduk, dan danau.

Bagian hilir didasarkan pada fungsi pemanfaatan air sungai yang dikelola untuk dapat memberikan manfaat kepentingan sosial dan ekonomi, yang diindikasikan melalui kuantitas dan kualitas air, kemampuan menyalurkan air, ketinggian curah hujan, dan terkait untuk kebutuhan pertanian, air bersih, serta pengelolaan air limbah.


Peran Penting DAS Rejoso, Kabupaten Pasuruan

DAS Rejoso di Pasuruan kini menjadi tulang punggung kebutuhan air bersih di berbagai daerah. Bahkan, Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Umbulan ini tidak hanya dimanfaatkan oleh Pasuruan, tapi juga Sidoarjo, Surabaya, Mojokerto hingga Gresik.

Mengingat peran pentingnya DAS Rejoso Pasuruan dan untuk memperkuat pemahaman dan kepedulian tentang kondisi terkini DAS Rejoso, dan DAS-DAS lain di Kabupaten Pasuruan serta urgensi dilakukannya upaya-upaya konservasi, Forum Koordinasi Pengelolaan DAS Kabupaten Pasuruan atau FDP mengadakan acara lokakarya bertema ‘Pengelolaan DAS Terpadu di Wilayah Kabupaten Pasuruan Melalui Investasi Bersama Sumber Daya Air” di Jakarta” Kamis, 25 Agustus 2022.

Danone-AQUA Rejoso Kita

Dalam acara lokakarya ini dipaparkan kondisi debit air di DAS Rejoso, Pasuruan, Jawa Timur yang mengalami penurunan. Debit air di DAS Rejoso, Pasuruan, Jawa Timur terindikasi menyusut yang terlihat dari turunnya debit Mata Air Umbulan yang sebelumnya dari 6.000 liter/detik pada tahun 1980 menjadi sekitar 4.000 liter/detik di tahun 2022. Mata air yang terletak di tengah wilayah DAS Rejoso ini merupakan salah satu mata air dengan debit terbesar di pulau Jawa.

Pada kesempatan ini, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi RI, Jenderal TNI (HOR) (Purn.) Luhut Binsar Pandjaitan, M.P.A. yang diwakili oleh Asisten Deputi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Konservasi Sumber Daya Alam, Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi RI, Mochamad Saleh Nugrahadi, S.Si., M.Sc., Ph.D. menyampaikan pentingnya pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan, tidak hanya untuk alam tapi juga untuk menjamin keberlangsungan bisnis pengusahaan sumber daya alam.

“Pengelolaan sumber daya alam tidak dapat dilaksanakan sendiri oleh pemerintah pusat atau pemerintah daerah, tapi memerlukan keterlibatan aktif dan investasi seluruh pemangku kepentingan, utamanya masyarakat dan pengusaha yang memanfaatkan sumber daya alam tersebut. Dengan bekerja bersama dari hulu ke hilir, kami yakin DAS Rejoso akan terjaga dan dapat dimanfaatkan hingga bertahun-tahun yang akan datang. Kami juga mendorong DAS Rejoso untuk menjadi contoh baik pengelolaan DAS terpadu di dalam World Water Forum 2024 nanti,” papar Mochamad Saleh.

Iya, DAS Rejoso menyuplai air bersih tak hanya untuk Kabupaten Pasuruan saja melainkan juga untuk Kota Pasuruan, Kabupaten Gresik, Kabupaten Sidoarjo dan Kota Surabaya. Lebih dari itu, DAS Rejoso juga menyediakan berbagai macam Sumber Daya Alam (SDA) untuk mendukung penghidupan masyarakat yang bermukim di daerah sekitar.


Pentingnya Menjaga DAS Rejoso, Pasuruan untuk Keberlanjutan Sumber Daya Air

Sekitar 30 tahun dari sekarang, cekungan air tanah di DAS Rejoso di Kabupaten Pasuruan dikhawatirkan mongering bila efisiensi pemanfaatan air dan konservasi daerah tangkapan air tidak segera dilakukan. Bila cekungan air tanah di DAS Rejoso kering, petani dan peternak pemakai air akan kesulitan. Sumur di rumah ibadah, sekolah, dan rumah tangga akan kering. Pelanggan air bersih dari SPAM (Sistem Penyediaan Air Minum) Umbulan yang mencapai jumlah 1,6 juta jiwa tentu juga akan kesulitan.

Danone-AQUA Rejoso Kita

Bahkan kini, tekanan ekologi terhadap DAS Rejoso semakin meningkat, mulai dari perubahan tutupan lahan, dari hutan menjadi pertanian dan pemukiman, hingga penambangan galian C (batu dan pasir) yang mempercepat laju erosi. 

Di sisi lain, pengeboran untuk pembuatan sumur artesis warga dan penggunaan air untuk industri juga di kawasan hilir kian meningkat. Lebih lanjut, pada tahun 2020, terdapat sekitar 600 titik sumur bor yang dibuat masyarakat untuk keperluan domestik dan pertanian dengan debit antara 2-20 liter per detik. Sumur bor tidak dilengkapi keran pengatur sehingga air terbuang percuma saat sedang tidak digunakan.

Bila cekungan air tanah di DAS Rejoso kering, petani dan peternak pemakai air akan kesulitan. Sumur di rumah ibadah, sekolah, dan rumah tangga akan kering. Pelanggan air bersih dari SPAM Umbulan yang mencapai jumlah 1,6 juta jiwa juga kesulitan.

Sebagai upaya mengatasi persoalan tersebut, pada tahun 2016 sampai 2018, Rejoso Kita melaksanakan program percontohan skema pembayaran jasa lingkungan untuk konservasi hulu dan tengah DAS Rejoso. Sebanyak 174 petani dari 12 kelompok tani pengelola lahan seluas 106,6 hektar di tujuh desa di Kecamatan Tosari dan Pasrepan mendapatkan pembayaran jasa lingkungan (Rp 1,5 juta/ha/tahun - Rp 3,2 juta/ha/tahun) atas upaya konservasi yang mereka lakukan. Adapun upaya pemeliharaan yang dilakukan diantaranya menjaga dan mempertahankan 300-500 pohon per hektar, membuat strip rumput penahan erosi, dan membuat rorak untuk meningkatkan infiltrasi air hujan. Inisiasi ini didukung oleh Danone-AQUA khususnya Pabrik Keboncandi yang memasok kebutuhan air minum dalam kemasan di wilayah Pasuruan, Jawa Timur.

Direktur Sustainable Development Danone Indonesia, Karyanto Wibowo, mengatakan bahwa skema pembayaran jasa lingkungan yang dilaksanakan di wilayah hulu dan tengah DAS Rejoso perlu diapresiasi.  “Kami melihat bahwa skema pembayaran jasa lingkungan yang digagas di DAS Rejoso ini tidak hanya tepat sasaran karena menggunakan studi ilmiah sebagai dasar penentuan lokasi dan bentuk konservasi air yang dipilih, namun juga dengan adanya pelibatan masyarakat yang tinggal di kawasan hulu DAS sebagai pihak yang memelihara dan juga Forum DAS sebagai institusi yang melakukan pemantauan rutin untuk memastikan upaya konservasi yang dilakukan terjamin keberlanjutannya,” kata Karyanto.

Danone-AQUA Rejoso Kita

Karyanto yakin bahwa dampak penyelamatan lingkungan ini akan lebih besar jika dilakukan secara bersama-sama. “Kita semua adalah pengguna air. Oleh karenanya, kami pun meyakini bahwa korporasi atau swasta bisa mengambil peran penting menjadi bagian dari aksi kolektif dalam pelestarian sumber daya air, karena lestarinya air adalah tanggung jawab dan masa depan kita bersama,” tutup Karyanto.


Pengelolaan Terpadu DAS Rejoso Melalui Pertanian Berkelanjutan dan Skema Pembayaran Jasa Lingkungan (2016 – 2022)

Kolaborasi multipihak untuk pelestarian DAS Rejoso – Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, melalui kegiatan berbasis penelitian seperti konservasi lahan, penanaman pohon dengan sistem agroforestry melalui skema pembayaran jasa lingkungan, pertanian berkelanjutan seperti penerapan praktik budidaya padi ramah lingkungan secara serentak dalam satu blok, efisiensi pemanfaatan air, serta peningkatan kapasitas masyarakat dan penguatan kelembagaan.

Lalu, simulasi komputer yang dilakukan oleh World Agroforestry (ICRAF) menggunakan Model Hidrologi GenRiver - Generic Riverflow menggambarkan bahwa skema pembayaran jasa lingkungan dengan menjaga jumlah tegakan sebanyak 500 pohon per hektar mampu meningkatkan infiltrasi sebanyak 0.5 – 1% dan menurunkan limpasan permukaan sebanyak 1.5 – 2%

Selain melaksanakan program pilot pembayaran jasa lingkungan hidup, program Rejoso Kita yang dilaksanakan oleh ICRAF dengan dukungan Danone Ecosysteme Fund juga melaksanakan kegiatan pengenalan teknologi budidaya padi ramah lingkungan dan percontohan konstruksi dan manajemen pengelolaan sumur bor yang aman dan efisien di wilayah hilir DAS Rejoso. Program-program tersebut dirancang untuk menjawab berbagai persoalan DAS yang disebabkan oleh eksploitasi berlebihan, alih guna lahan, hilangnya vegetasi yang mengakibatkan terjadinya banjir, erosi tanah, longsor, bahkan kekeringan.

Di kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Dr. Ir. Ruandha Agung Sugardiman, M.Sc., yang diwakili oleh Direktur Pencegahan Dampak Lingkungan Kebijakan Wilayah dan Sektor, KLHK, Erik Teguh Primiantoro, S.Hut., MES. menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap upaya pelestarian DAS Rejoso.

"Upaya tersebut adalah wujud menjaga daerah aliran sungai agar tetap sehat. Air ibarat darah dalam kehidupan suatu DAS. Kita perlu membangun pemikiran bahwa menjaga air tetap lestari sama dengan menjaga diri sendiri. Ini berlaku bagi semua pengguna air, masyarakat umum dan khususnya pihak industri. Pemerintah dengan instrumen kebijakan di tingkat nasional maupun daerah. KLHK memiliki banyak data dan informasi berbasis riset yang dapat dimanfaatkan dalam pengelolaan terpadu DAS. Pelaku usaha dapat mengaitkan upaya-upaya konservasi DAS untuk mendukung penilaian peringkat PROPER," sambung Erik Teguh.

Erik Teguh juga mengatakan bahwa dalam konteks DAS Rejoso, perlu diupayakan pembangunan usaha tak hanya bagi kalangan bisnis, tetapi juga masyarakat dengan bisnis berbasis air untuk penguatan ekonomi masyarakat dan daerah.


Potensi dan Penerapan Budidaya Padi Ramah Lingkungan (BPRL)

Budi Daya Padi merupakan praktik pertanian yang banyak diterapkan di wilayah hilir DAS Rejoso untuk mengatasi permasalah utama yang dihadapi oleh petani. Adapun permasalahan utama yang dihadapi petani padi antara lain menurunnya kesuburan tanah, tingginya intensitas serangan hama dan penyakit, serta rendahnya produktivitas akibat praktik budi daya yang tidak berkelanjutan.

Danone-AQUA Rejoso Kita

Penerapan praktik BPRL seluas 65.1 ha melibatkan 184 petani dari 10 kelompok tani di 7 desa di wilayah hilir DAS Rejoso. Dari 65.1 ha, penanaman 35.9 ha dilakukan secara serentak, melibatkan 110 petani, 5 kelompok tani di 2 desa.

BPRL memiliki potensi menghasilkan gabah 32% lebih tinggi, mempunyai keuntungan bersih 123% lebih tinggi, mengemisikan gas rumah kaca 36% lebih rendah, dan menggunakan air 15% lebih efisien dibandingkan praktik konvensional.

Pada sambutan kegiatan lokakarya ini juga, Bupati Pasuruan, HM Irsyad Yusuf, SE, MMA yang diwakili Asisten I Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Daerah Kabupaten Pasuruan, Rachmat Syarifuddin, S.Sos, menekankan perlunya keseimbangan antara pembangunan dan pelestarian lingkungan.

“Pembangunan yang masif bisa berakibat rusaknya lingkungan. Pemerintah Kabupaten Pasuruan memandang penting upaya penyeimbangan kegiatan pembangunan dengan pelestarian lingkungan. Dengan terbentuknya Forum DAS Kabupaten Pasuruan yang bergerak di tengah keterbatasan sumber daya, diharapkan pengelolaan pemanfaatan daerah sungai dapat dijalankan dengan prinsip-prinsip keadilan dan kemaslahatan, misalnya melalui skema pembayaran jasa lingkungan seperti yang dilaksanakan di DAS Rejoso,” ucap Rachmat Syarifuddin.

Bupati Pasuruan juga berharap tingginya minat kalangan swasta untuk menjalankan usaha berbahan bahan baku air dapat diikuti dengan peran aktif mereka dalam pelestarian lingkungan guna memastikan keberlanjutan usaha.


Perlunya Ko-Investasi dalam Upaya Rehabilitasi dan Konservasi DAS Rejoso

Acara lokakarya yang diadakan di Jakarta ini menghadirkan beberapa narasumber yang juga menekankan perlunya ko-investasi dalam upaya rehabilitasi dan konservasi DAS Rejoso. Dr. Beria Leimona, Senior Expert Landscape Governance and Investment, ICRAF Indonesia Program, mengatakan bahwa skema pembayaran jasa lingkungan seperti yang dilaksanakan di hulu dan tengah DAS Rejoso pada dasarnya adalah skema ko-investasi.

“Dalam skema tersebut, ada pihak yang berperan sebagai penjual jasa lingkungan (misalnya petani pengelola lahan yang melakukan konservasi tanah dan air), lalu ada pihak pembeli jasa lingkungan, yaitu para pihak yang menikmati jasa lingkungan, misalnya ketersediaan air bersih, dan yang terakhir adalah pihak perantara, biasanya konsorsium atau forum yang disepakati bersama untuk mengelola program seperti melakukan identifikasi dan verifikasi lahan, mengukur indikator capaian, melakukan monitoring kinerja, juga menyalurkan dana kompensasi,” terang Dr. Beria.

Danone-AQUA Rejoso Kita

Pelaksanaan skema pembayaran jasa lingkungan untuk tujuan konservasi DAS, menurut Dr. Beria, perlu dilaksanakan dengan prinsip-prinsip kearifan lokal misalnya dalam pemilihan jenis pohon yang ditanam oleh petani sendiri karena pertimbangan manfaat, hal yang dapat menumbuhkan rasa memiliki. Selain itu, penilaian program tidak hanya dilakukan dari segi aktivitas, tetapi juga dari keluaran berupa angka penurunan erosi dan peningkatan infiltrasi air.

Turut menambahkan, Dr. Ir. Heru Hendrayana, Peneliti Senior dari Universitas Gajah Mada, menjelaskan bahwa keberhasilan penerapan skema imbal jasa lingkungan DAS Rejoso secara saintifik dan akademik sudah terukur dan harus dilanjutkan. “Tetapi untuk bisa berlanjut, hal ini perlu masuk ke dalam program pemerintah yang akan menjamin keberlanjutan,” tegas Dr. Heru

Data terakhir debit Mata Air Umbulan bahkan sudah sangat menurun sampai sekitar 2900 liter per detik, Dr. Heru menegaskan kondisi sudah sangat kritis dan memerlukan tindakan nyata, menyetop kebocoran air, dan melakukan pengisian dengan upaya konservasi.

Ketua Forum Koordinasi Pengelolaan DAS Kabupaten Pasuruan, Heru Farianto, S.Sos, M.Si., yang juga adalah Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pasuruan, menjelaskan bahwa mandat FDP adalah mendorong semua pemangku kepentingan yang terlibat dalam pengelolaan dan pemanfaatan DAS di Kabupaten Pasuruan agar terlibat aktif dalam pembiayaan berbasis kinerja dan partisipatif.

Danone-AQUA Rejoso Kita

“Tentang skema pembayaran jasa lingkungan sebagai strategi konservasi di sembilan DAS di Kabupaten Pasuruan, saat ini sedang dibuatkan draft Peraturan Bupati. Harapannya, peran serta pihak swasta dalam konservasi lingkungan lewat pembayaran jasa lingkungan hidup akan membantu menaikkan taraf hidup para petani dan bagi pelaku usaha merupakan langkah untuk menjamin keberlangsungan usaha dan meningkatkan branding dan citra perusahaan,” ujar Heru.

Di acara tersebut, aku bersama teman-teman blogger berkesempatan untuk mewawancarai Bpk. Ahmad Miftah dari Desa Penataan, Kecamatan Winongan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur sebagai Pengurus Kelompok Tani dan Bpk. Muhammad Taufik selaku salah satu petani pendampingan dari ICRAF yang menjalani BPRL dimana sudah berjalan selama kurang lebih 1 tahun.

Dari program kolaborasi FDP ini membawa harapan baru dimana program yang dirancang oleh ICRAF dapat dinikmati hasilnya oleh petani-petani di sekitar dan berharap program ini tidak berakhir di sini, bisa dilanjutkan. Karena, dengan adanya pendampingan dari ICRAF membuat para petani mengetahui bagaimana pentingnya berbudidaya untuk ramah lingkungan dengan mengurangi pestisida dan bisa mengimplementasikan budidaya ramah lingkungan di lokasi lain.

23 komentar

  1. Semoga kolaborasi pengelolaan DAS Rejoso akan memberi hasil terbaik mengingat DAS Rejoso di Pasuruan kini menjadi tulang punggung kebutuhan air bersih di berbagai daerah di antaranya Pasuruan, tapi juga Sidoarjo, Surabaya, Mojokerto hingga Gresik.

    BalasHapus
  2. Bagus sekali dengan adanya pendampingan yang dilakukan ICRAF ini ya mba sehingga petani sekitar juga terbantu. Dan aku juga setuju bahwa semuanya tak sampai disini saja programnya

    BalasHapus
  3. Aku ada famili jauh di Pasuruan dan memang di sana katanya panas dan sering kekeringan, karena tanahnya pasir putih gitu atau campuran, aku lupa detilnya. ALhamdullilah ya ini ada kolaborasi atasi kekeringan di sana

    BalasHapus
  4. DAS Rejoso di Kabupaten Pasuruan ternyata menjadi tulang punggung sumber kebutuhan sehari2 warga di sana ya. Buat minum, masak2, dan sebagainya. Mesti dijaga sebaik2nya oleh seluruh pihak baik keluarga, masryarakat, pemerintah setempat dll. Semoga program kolaborasi FDP dapat berkesinambungan di Pasuruan dan tempat2 lainnya supaya daerah aliran sungai tetap terjaga dengan baik.

    BalasHapus
  5. Program yang sangat bagus. Karena menyangkut hidup orang banyak. Menjaga mata air dengan menjaga lingkungan sekitarnya. Harus didukung!

    BalasHapus
  6. Wuah jadi inget materi S2-ku
    DAS Rejoso juga jadi salah satu penelitianku

    BalasHapus
  7. Ini program bagus sekali ya mom. Adanya kolaborasi FDP ini membantu orang banyak. Patut untuk didukung

    BalasHapus
  8. Ini langkah nyata yg dibutuhkan warga.
    Beneran deh, masyarakat Pasuruan pasti hepi bgt dgn program ini.
    Berfaedah bgt 😁

    BalasHapus
  9. Daerah aliran sungai memang harus dijaga dengan baik ya mba.. aku baru tau kalau Pasuruan terancam kekeringan mba

    BalasHapus
  10. Daerah aliran sungai harus dijaga kelestariannya
    Agar kita tidak merasakan kekeringan dan kelestariannya tetap terjaga

    BalasHapus
  11. Ternyata sumber air untuk PAM di Surabaya, Mojokerta, bahkan Gresik mendapatkannya dari Kabupaten Pasuruan ya? Bener-bener harus diperhatikan untuk kelestarian alam agar DAS Rejoso bisa menjadi sumber air, sehingga air sungai pun tidak tercemar atau bahkan menyusut karena kekeringan.

    BalasHapus
  12. wah, bagus sekali ini programnya. Pentingnya DAS untuk masyarakat setempat, selain air tetap jernih juga bisa mencegah dari banjir dan kekeringan

    BalasHapus
  13. Betul nih pihak swasta mesti diberikan peran juga dalam rangka merawat konservasi SDA bukan hanya hak guna lahan yang kadang merusak tanpa andil merawat dan melestarikan alam

    BalasHapus
  14. Aku pas ikutan acara Lokakarya kemarin itu jadi semakin tau bagaimana cara menjaga dan melestarikan daerah aliran sungai (DAS). Apalagi sekarang perubahan iklim juga salah satu penyebabnya, untuk ada kolaborasi ya kak.

    BalasHapus
  15. Daerah aliran sungai memang sudah seharusnya dijaga kelestariannya. Apalagi disaat musim seperti sekarang sudah tidak bisa diprediksi. Menimbulkan banyak bencana.

    BalasHapus
  16. Pengelolaan DAS memang penting buat mencegah kekeringan daerah sekitar. Syukurlah Danone ikut serta berkolaborasi dalam program pembangunan DAS Rejoso

    BalasHapus
  17. DAS Rejoso nih berarti banget ya buat masyarakat Pasuruan dan sekitarnya? Memang sih kalau perawatannya cuma mengandalan pemerintah agak susah, jd butuh kerjasama dari banyak sektor ya mbak supaya selalu terjaga. Selain itu butuh perencanaan dan penjagaan supaya area DAS gak berlebihan pembangunan yang sifatnya malah merusak yaa.

    BalasHapus
  18. Daerah Aliran Sungai memang kudu diperhatikan dan salut dengan Danone yang peduli akan lingkungan. Semoga banyak perusahaan yg mengikutinya

    BalasHapus
  19. Semoga program DAS Rejoso dan Rejoso Kita terus berlanjut ya mba bisa selain melindungi air lingkungan juga membawa efek ke petani dan masyarakat luas

    BalasHapus
  20. Peran DAS ini amat nyata ya mbak. Penting banget bahkan vital. Bagus deh kalau pihak swasta mau ikutan turun tangan

    BalasHapus
  21. Keren nih ya mbak program danone. Sepertinya program seperti ini memang penting sekali untuk diadakan, masih banyak loh warga yang tidak paham tentang pentingnya DAS, tidak hanya di Pasuruan tapi di beberapa daerah di Indonesia. Semoga bisa menjangkau banyak tempat lainnya ya Danone Indonesia.

    BalasHapus
  22. Kebutuhan air minum emang krusial sekali, menyangkut hajat hidup orang banyak. Program Danone sebagai pelaku usaha yang berlokasi di Pasuruan jelas memberi manfaat untuk lingkungannya. Good job!

    BalasHapus
  23. Wah memang dibutuhkan tangan dari berbagai pihak agar bisa terus melestarikan Daerah Aliran sungai Rejoso, Kabupaten Pasuruan ini ya maaaaak.. semoga sumber daya airnya bisa terus terjaga dengan baik yaaa

    BalasHapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisanku ini, bahagia deh rasanya kalo kamu bisa berkomentar baik tanpa ngasih link apapun dan enggak SPAM. :)