Banyak Cinta di Hari Lebaran

Minggu, 31 Juli 2016


Assallammualaikum,

Seperti yang sudah diketahui, Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran adalah puncak dari pelaksanaan ibadah puasa Ramadhan, menahan diri selama sebulan dan mampu mengendalikan diri dari hal-hal yang bisa membatalkan ibadah puasa. Tak heran jika semua muslim bergembira menyambut Lebaran. 

Bagi saya pribadi, Lebaran adalah momen dimana sebagai umat muslim berbahagia, bersyukur dan juga bersedih. Berbahagia karena mampu mengalahkan diri sendiri dari hal-hal yang membatalkan puasa dengan khusyuk beribadah. Bersyukur karena masih diberikan kesempatan menjalani ibadah puasa di bulan Ramadhan dan khatam Al-Quran. Bersedih karena begitu cepat rasanya, bulan penuh ampunan ini pergi meninggalkan juga berharap akan diberikan umur untuk menjalani puasa Ramadhan di tahun berikutnya, berikutnya, berikutnya. 


Biasanya, di hari Lebaran banyak persiapan yang dilakukan. Seperti berbelanja baju lebaran, memasak masakan khas lebaran, menyiapkan angpao dan membeli kue khas lebaran untuk keluarga (2 tahun terakhir memang sengaja tidak membuat kue khas lebaran). Seperti di tahun-tahun sebelumnya, keluargaku menyiapkan tema busana saat Lebaran. Untuk keluarga kecilku, tema busana Lebarannya adalah nuansa biru gelap/navy blue. Kenapa? Jujur sih ini tema busana yang nggak sengaja karena kadung beli baju koko sang suami yang kebetulan berwarna biru gelap. Lalu, si anak bujang, Darell pasti maunya pakai baju yang sama dengan papihnya. Alhasil, Darell pun dibelikan juga baju koko berwarna biru gelap yang sepaket dengan celana dan peci. Gimana untuk saya? Hmm.. mau nggak mau ngikutin dong. Dan, memang nyamannya di hari Lebaran pilih busana yang nggak ribet dan nantinya bisa dipakai juga untuk kerja, jalan-jalan ataupun main. Jadi, pilihan saya pun jatuh pada long tunic berwarna biru gelap (obviously), jogger pants berwarna abu-abu muda dan shawl bermotif dengan campuran warna putih, biru dan pink. 

foto ini diambil sesaat setelah shalat ied
My outfit on Ied Day
Oke, enough saying about my outfit on Ied Day ^^ 

Kalo keluarga besar saya, seperti mamah dan adik perempuan saya memilih untuk memakai baju berwarna abu-abu. Sedang kakak, adik laki-laki dan bapak saya memakai baju koko berwarna putih. Alasan dibalik memakai baju lebaran dengan tema tertentu adalah supaya saat berfoto keluarga terlihat kece. 

Foto keluarga, minus kakak kedua

Foto keluarga (lagi) minus bapak
Tantangan di hari Lebaran setiap tahunnya adalah membangunkan si anak bujang, Darell, pagi-pagi dan merayunya untuk ikutan shalat Ied. Alhamdulillah, meskipun drama selalu ada sesaat sebelum berangkat shalat Ied. Darell tetap aja nurut dan mau shalat Ied bersama kami. Jam setengah tujuh pagi pun kami berangkat menuju lapangan dekat rumah untuk melakukan shalat Ied bersama. 

Kesan Lebaran tahun ini untuk saya pribadi adalah saya merasakan cinta dan kasih sayang kembali dari orangtua dan keluarga. Namanya juga hidup ya sis, pastinya banyak ujian dan cobaan. Setelah Lebaran tahun kemarin ada sedikit salah paham antara saya dan orangtua, terbayar lunas dan penuh cinta di hari Lebaran ini. Bahkan di bulan Ramadhan ini. Alhamdulillah. 

Sebagai wanita muslimah, khususnya seorang istri, anak dan juga seorang ibu, saya banyak belajar untuk dapat lebih memaknai kondisi yang ada. Membagi waktu yang sama dengan orang-orang yang saya cintai dan mencintai saya. Mengembalikan apa yang seharusnya baik menjadi baik bahkan lebih baik. 

As usual, di sela-sela ceramah shalat Ied, saya, adik saya, adik ipar dan mamah take a selfie. Kayaknya semenjak banyak orang terbiasa hidup dengan smartphone-nya, mengabadikan setiap momen dan membaginya ke inner circle sudah hal yang lumrah untuk dilakukan. Maafkan kami ya :)

Mirip nggak?
Setelah selesai shalat Ied, saya dan keluarga pulang kerumah dan melakukan tradisi saling maaf memaafkan, bersilaturahmi sambil menikmati hidangan khas lebaran, keliling kampung mengunjungi tetangga, dan ngumpul dirumah Pade (kakak paling tua dari pihak mamah). 



Khusus lebaran tahun ini, saya nggak mudik ke Bandung, cukup menikmati kondisi Jakarta yang bebas macet dan sepi, yang hanya terjadi saat Lebaran saja. 

Banyak sekali cinta di hari Lebaran, semua orang bergembira, berbahagia, saling berbagi bersama keluarga besar, teman dan saudara. Lebaran adalah momen tepat untuk menyambungkan tali silaturahmi dengan kerabat terdekat. Dengan silaturahmi, pahala yang besar akan kita peroleh, rejeki akan bertambah dan memperpanjang umur. Seperti hadist berikut ini:

"Siapapun yang ingin memperbanyak rejekinya dan berumur panjang, harus bersilaturahim dengan sanak kerabat" (HR. Anas bin Malik r.a)

"Tidak akan masuk surga seorang pemutus, yaitu pemutus tali silaturahim." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

"Karena sesungguhnya silaturahim itu akan menumbuhkan kecintaan dalam keluarga, memperbanyak harta dan memperpanjang umur." (HR. Ahmad)


Inshaa Allah dalam waktu dekat akan ada event seru dari Diary Hijaber, yaitu Hari Hijaber Nasional, saat tepat untuk bersilaturahmi dengan saudara-saudara muslimah. Akan ada Fashion Show, Talkshow, Tausiyah, Lomba dan Bazar. Catat tanggalnya di kalendar kamu, ya! :)

 Nama Acara: Hari Hijaber Nasional
Tanggal: 7 - 8 Agustus 201
 Tempat: Masjid Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat

Wassalammualaikum.

8 komentar

  1. Mba Aie cantik banget :D hana suka outfitnya :)

    BalasHapus
  2. Lebaran di jakarta juga seruuuu, dan bisa menikmati jakarta yg lengang. Ahseek..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa koprolll disepanjang sudirman yaah 😂😂

      Hapus
  3. Poin paling penting mah ngumpul sama keluarga ya aie, dimana pun dan kapan pun..nice writing,aie!

    BalasHapus
  4. Kenapa waktu lebaran di Jakarta kita ngga halbil? hahahahha *sapa gueeeh*

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah tuh, kenapa coba? ahahahhahaha

      Hapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisanku ini, bahagia deh rasanya kalo kamu bisa berkomentar baik tanpa ngasih link apapun dan enggak SPAM. :)