Pernah gak sih ngerasa dikasih rezeki yang luar biasa mudahnya? Misalnya, tiba-tiba dapet job dengan fee lumayan padahal effort-nya nggak seberapa, atau tiba-tiba ada kemudahan-kemudahan yang kayaknya ngalir terus tanpa hambatan? Di satu sisi kita tentu bersyukur, tapi di sisi lain… ada suara kecil yang bilang: “Gimana cara kamu bersikap adil sama rezeki ini?”
Di dunia yang serba cepat, banyak dari kita yang terlalu sibuk bersyukur, tapi lupa untuk bertanggung jawab atas apa yang kita terima. Bersyukur itu bagus. Tapi lebih keren lagi kalau kita juga bisa bersikap adil terhadap rezeki—baik yang datang dari pekerjaan, hubungan, atau hidup sehari-hari.
Adil Itu Bukan Cuma Soal Pembagian, Tapi Juga Soal Sikap
Aku pernah dapet job content creator dengan fee yang cukup besar. Brief-nya jelas, tapi dari sisi performa, sayangnya kontennya kurang maksimal. KPI gak tercapai sesuai ekspektasi klien. Tapi, yang bikin kaget, agency-nya bilang gak masalah. Katanya, "Gak papa kok, kadang performa emang fluktuatif, kami tetap akan transfer sesuai kontrak."
Karena buat aku, adil terhadap rezeki adalah tanggung jawab. Kalau dapet lebih, ya kasih lebih. Gak selalu harus dalam bentuk materi, tapi bisa dalam bentuk extra mile dari sisi niat dan usaha.
Rezeki Gak Selalu Bentuknya Duit
Di luar dunia ngonten, rezeki juga kadang datang dalam bentuk kemudahan. Misalnya, tiba-tiba dimudahkan dalam urusan keluarga, anak jadi lebih nurut, urusan kantor lancar, dan circle sekitar supportif banget.
Di saat kayak gitu, aku percaya ada “hutang batin” yang harus dibayar. Caranya? Dengan bantuin orang lain yang lagi kesulitan. Start small. Bisa dari dengerin temen yang lagi stress tanpa ngegas, traktir ojol yang kelihatan lelah, atau kasih waktu lebih ke orang tua yang cuma mau ngobrol soal hal kecil.
Rezeki yang gampang harus dibarengin dengan kepedulian yang tulus.
Jadi Adil Itu Gak Harus Dramatis
Kebanyakan orang mikir, untuk jadi “adil”, harus jadi pahlawan. Padahal enggak. Kadang bentuk keadilan itu sesederhana:
-
Minta maaf kalau memang salah, bahkan kalau gak enak.
-
Ngerjain tugas kantor dengan maksimal walaupun gak dipuji.
-
Gak memanfaatkan kebaikan orang lain secara berlebihan.
-
Ngaku ke diri sendiri bahwa kita gak hebat karena usaha sendiri aja, tapi juga karena banyak faktor pendukung.
Aku juga pernah ada di posisi di mana kerjaan di kantor terasa “dikasih enak”—punya atasan supportif, tim yang enak diajak kerja, proyek yang lancar. Tapi bukan berarti Aku leha-leha. Justru Aku merasa harus menjaga performa biar gak sekadar numpang enak. Harus tetap kontribusi, harus tetap bantu tim, bahkan bantu orang lain yang mungkin belum dapet kemudahan serupa.
Prinsip: Dapat Lebih, Kasih Lebih
Di rumah juga sama. Kalau Aikulagi punya waktu lebih, atau energi lebih, biasanya itu aku gunakan untuk bantuin pekerjaan rumah tangga atau bonding bareng anak. Karena gak semua orang di rumah bisa selalu punya “rezeki waktu” yang cukup. Kadang pasangan lagi lelah, anak butuh perhatian, atau orang tua ingin didengar.
Jadi prinsipnya sederhana: kalau kamu dapet lebih (entah itu waktu, energi, perhatian, uang, atau peluang), maka kasih lebih juga ke sekitarmu. Bukan buat pencitraan. Tapi buat jaga keseimbangan hidup.
Menjadi Penjaga Rezeki, Bukan Hanya Penerima
Akhirnya, bersikap adil terhadap rezeki adalah bentuk kedewasaan. Kita bukan cuma penerima, tapi penjaga. Kita punya kuasa untuk menentukan apakah rezeki itu membawa manfaat luas, atau hanya berhenti di kita.
Jadi ketika dapet job mudah dengan fee besar, kita bisa kasih effort tambahan walau gak ditagih. Ketika hidup lagi lancar, kita bisa peka terhadap yang lagi berat. Dan ketika dapet sesuatu lebih dulu, kita bisa ulurkan tangan ke yang masih tertinggal.
Karena rezeki bukan soal seberapa banyak yang kita terima. Tapi seberapa adil kita bersikap setelah menerimanya.
Kalau kamu sendiri, pernah gak merasa dapat rezeki yang besar atau mudah, lalu merasa perlu memberi lebih? Yuk cerita di kolom komentar!
Posting Komentar
Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisanku ini, bahagia deh rasanya kalo kamu bisa berkomentar baik tanpa ngasih link apapun dan enggak SPAM. :)