Hiraukan Stigma “Cantik Itu Putih”, Yuk Bangga dengan Warna Kulitmu!

Minggu, 25 Oktober 2020

Stigma bahwa perempuan berkulit putih itu cantik seakan-seakan sudah melekat di dalam pikiran banyak manusia, tidak hanya di Indonesia. Bahkan, pemikiran perempuan berkulit putih itu cantik sudah terjadi sejak sangat lama. Peran media pun cukup kuat dalam hal ini.

Stigma Cantik Itu Putih

Hal ini membuat banyak perempuan merasa tidak percaya diri dengan warna kulit aslinya dan berusaha segala cara untuk membuat kulitnya lebih putih meski dengan cara yang instan. Faktanya, saat ini 3 dari 10 perempuan masih merasa insecure dengan warna kulitnya sendiri. Padahal, tidak harus berkulit putih tetapi bagaimana kamu sebagai perempuan membawa dan merawat dirinya. 

Ingat ya beb, semua perempuan itu cantik, apapun warna kulitnya selama memiliki kepercayaan diri dan inner beauty. Nah di sinilah peran kita semua sebagai perempuan untuk mengedukasi dan empower bahwa cantik itu beragam dan bangga dengan warna kulitnya.

Stigma Cantik Itu Putih

Webinar Cosme Talk - Stop Kosmetik Bermerkuri

Melalui webinar Cosme Talk - Stop Kosmetik Bermerkuri, Badan POM memberikan talkshow edukasi dengan judul, "Akhiri Obsesi Putih dalam Sekejap, Bangga dengan Warna Kulitmu!" yang juga mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk pahami bahaya dari kosmetik bermerkuri bagi kesehatan tubuh.

Stigma Cantik Itu Putih

Acara yang berlangsung pada hari Jumat, 23 Oktober 2020, dibuka olehh Shafira Umm selaku Host mengungkapkan kecemasannya pada paradigma tentang kulit putih sebagai standar kecantikan masih marak diyakini oleh beberapa perempuan Indonesia. Termasuk dia yang pernah tergoda untuk membuat tampilan kulitnya lebih putih dengan produk kosmetik yang belum tentu kandungannya aman.

Dr. Penny K Lukito, MCP, Kepala Badan POM RI menyampaikan bahwa "Stop Kosmetik Bermerkuri" kaitannya tidak hanya pada perempuan tapi juga untuk laki-laki. Hingga saat ini masih ada kasus kosmetik bermerkuri, tentunya ini karena adanya demand di pasar. Dimana adanya stigma cantik itu putih. 

Stigma Cantik Itu Putih

Pemahaman seperti ini harus diluruskan di masyarakat dimana cantik itu beragam, mau yang kulitnya kuning, maupung sawo matang semuanya cantik selama dirawat dengan produk kosmetik yang aman dan berbahan alami. Lebih dari itu, bahaya kosmetik bermerkuri harus terus digaungkan pada masyarakat, pelaku usaha kosmetik, dan instansi terkait.

Lagipula, bahan bermerkuri ada penggantinya yang lebih alami dan tidak berbahaya seperti buah pepaya, niacinamide dimana bisa juga mencerahkan kulit tanpa membawa dampak negatif pada kulit, lho.

Baca juga: Awas Putih Instan, Stop Kosmetik Bermerkuri dari Sekarang!  

Lebih lanjut,  beberapa paparan terkait stigma cantik itu putih juga disampaikan oleh para narasumber yang ulasannya bisa kalian baca berikut ini:

Asmara Abigail, Public Figure/Actress

Asmara Abigail adalah seorang aktris film, aktris teater, penari dan model berkulit sawo matang khas Indonesia. Ia menyampaikan bahwa, "Semua perempuan mesti merasa bahagia dengan diri sendiri, jika obsesi warna kulit putih adalah tuntutan lingkungan maka kita harus punya sikap untuk memahami kalau cantik itu bukan putih namun kulit yang bersih dan sehat terawat."

Kebetulan dari kecil Asmara tidak pernah setuju dengan stigma cantik itu putih, dan ia sangat bangga dengan warna kulit yang dimiliki saat ini. Support system terutama dari keluarga sangat mendukung dan menyukai warna kulitnya yang eksotis, sehingga stigma cantik itu putih tidak terlalu berpengaruh dalam kehidupannya juga keluarganya.

Stigma Cantik Itu Putih

Meskipun demikian, gak bisa dipungkiri kalo stigma cantik itu putih mendominasi pasar terutama dalam dunia entertainment. Makin ke sini, dunia perfilman, brand-brand mulai lebih realistis dan membuka kesempatan untuk perempuan-perempuan dengan kecantikan yang beragam di seluruh Indonesia.

Asmara yang pernah melanjutkan studinya di Italia merasa sangat bersyukur dengan warna kulit yang dimilikinya. Karena, di Eropa, Amerika ataupun Australia justru banyak yang melakukan tanning untuk mendapatkan warna kulit indah seperti yang dimiliki Asmara. Ia juga mengatakan, di Italia kulit yang berwarna justru bisa jadi tolak ukur status ekonomi. Makin berwarna kulit mereka artinya makin sering liburan musim panas ke negara-negara tropis. Wah ini insight yang menarik sih menurutku :)

Stigma Cantik Itu Putih

Untuk menjaga kesehatan kulitnya, Asmara memilih skincare yang organik atau berbahan alami dan memilih brand yang memikirkan recycle packaging. Produk-produk skincare yang Asmara suka yaitu sunscreen dan produk oil. Lebih dari itu, gaya hidup juga harus dijaga dengan baik serta ketenangan batin. Jadi menurut Asmara kecantikan perempuan itu terlihat seberapa ia bahagia akan dirinya, mencintai lingkungan, cinta dengan diri sendiri, dan juga selalu bersyukur. 

Rayi RAN, Public Figure/Penyanyi

Berbeda dengan Asmara Abigal, Rayi Putra Rahardjo atau dikenal sebagai Rayi RAN memberikan tanggapan terhadap stigma cantik itu putih dalam webinar ini. Menurutku sih tanggapan dari Rayi RAN ini membuat para perempuan Indonesia bisa lebih menerima dirinya sendiri dan gak terpaku pada standar kecantikan itu kulitnya harus putih.

Rayi bertanggapan, "Kecantikan gak hanya fisik semata tapi juga dari dalam atau inner beauty. Cantik itu gak hanya putih, kalau perempuan punya kulit yang bersih & sehat menurutku itu udah cukup, namun jika ingin membuat penampilannya lebih sehat dan menarik dengan melakukan perawatan yang normal, itu sah-sah aja sih."

Stigma Cantik Itu Putih

Mengenai stigma cantik itu putih, Rayi beranggapan sebaiknya para wanita harus bisa menerima diri sendiri, embrace yourself more, dan fokus pada apa yang dimiliki, fokus pada bakat, kemampuan & inner beauty. Lebih lanjut, Rayi menyatakan bahwa perempuan yang cerdas, diajakin ngobrolin apa aja nyambung, dan punya pengetahuan yang luas. Perempuan seperti ini yang menurut Rayi lebih seksi dan cantik. Beuh, kelepek-kelepek gak tuh dengernya. 

Berbicara mengenai produk pencerah kulit, Rayi memang tidak terpapar dengan baik karena pada dasarnya cara ia untuk merawat kulit yaitu dengan menjaga pola makan, pola tidur, dan gaya hidup. Basically, ini yang sangat normal dilakukan oleh kaum pria ya. 

Dra. Reri Indriani, Apt., M. SI. Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen, Kesehatan dan Kosmetik

Narasumber lain yang memberikan tanggapannya terhadap stigma cantik itu putih yaitu Dra. Reri Indriani, Apt., M. SI selaku Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen, Kesehatan dan Kosmetik. 

Dra. Reri beranggapan dengan beredarnya stigma terkait cantik itu harus putih di masyarakat, seringkali menjadi tolak ukur kecantikan seorang wanita. Katanya nih, kalau warna kulitmu putih, bersih, cerah, dan bersinar, maka kamu akan masuk ke dalam golongan perempuan yang berparas cantik. Hal inilah yang lantas membuat perempuan Indonesia berlomba-lomba bahkan terobsesi untuk membuat warna kulitnya terlihat tampak lebih putih. 

Stigma Cantik Itu Putih

Mengapa stereotip seperti ini tidak kunjung hilang di masyarakat? Hal ini dikarenakan adanya pandangan terhadap warna kulit putih itu cantik masih mendarah daging. Coba deh di cek berapa banyak produk kecantikan di Indonesia yang memberikan janji kulit putih, alih-alih kulit yang sehat? Padahal, Indonesia adalah negara multikultural dan heterogen terdiri dari berbagai macam suku bangsa, agama, adat istiadat, golongan, tak terkecuali etnis dan ras. Perempuan-perempuan Indonesia tidak hanya terlahir dengan kulit putih, tertapi ada juga yang terlahir dengan kulit kuning langsat, kulit hitam, kulit sawo matang dan lain sebagainya. 

Fakta dari kulit berwarna justru memiliki banyak keuntungan yaitu lebih bisa melindungi diri dari sinar ultraviolet. Tentunya hal ini harus disyukuri, jangan terobsesi dengan cantik itu putih. Bahkan, saat ini sedang tren para perempuan melakukan tanning untuk membuat warna kulitnya lebih gelap, lho, seperti di negara-negara di Eropa, Australia, dan Amerika.

Stigma Cantik Itu Putih

Lebih dari itu, perkara warna kulit tidak sepenuhnya menentukan menarik atau tidaknya seseorang. Faktor lain seperti kemampuan memadupadankan pakaian, menggunakan makeup, hingga pembawaan diri pun mendukung penampilan kamu secara keseluruhan. 

Yang pasti, perempuan yang berkulit sawo matang pun tetap bisa terlihat memesona. Yang terpenting bagaimana inner beauty kita bisa keluar, lalu merawat kulit lebih maksimal dengan melakukan perawatan kulit agar lebih sehat, bersih, dan cerah atau glowing.

Sebagai perempuan Indonesia perlu diingat juga bahwa Indonesia sendiri lebih dari sekadar perempuan berkulit terang. Lagipula, orang yang berkulit yang putih bukan berarti kulitnya lebih sehat dibanding berkulit gelap. Namun, melekatnya stigma ini sejak lama dan turun temurun membuat banyak perempuan Indonesia merasa insecure dengan warna kulitnya sendiri dan memutuskan untuk memiliki warna kulit lebih putih dengan cara yang instan. 

Makanya diperlukan pemahaman bagi masyarakat Indonesia untuk bisa lebih berhati-hati dan melakukan cek KLIK (Kemasan, Label, Izin dan Kedaluwarsa) setiap membeli produk kecantikan di manapun. 

Analisa Widyaningrum, Psikolog/Influencer

Pemikiran bahwa cantik itu putih di Indonesia sudah terjadi sejak lama bahkan sebelum penjajahan terjadi, perempuan yang cantik selalu digambarkan memiliki kulit yang putih dan bersinar. Stigma kulit putih yang sudah ada bahkan sebelum masa kolonialisme ini sulit untuk dipatahkan, hal ini juga didukung oleh kurangnya penggambaran iklan untuk wanita cantik berkulit gelap, bahkan untuk produk-produk kecantikan lokal pun masih belum memberikan rekognisi kepada wanita-wanita di Indonesia yang berkulit lebih gelap.

Selanjutnya, psikolog cantik dan juga salah satu perempuan mudah yang menginspirasi, Analisa Widyaningrum, mengungkapan tanggapannya terhadap stigma cantik itu putih. Kenapa mindset ini muncul, karena adanya pendapat, stigma, dan informasi yang berkembang di masyarakat terkait kecantikan (melalui media, iklan, dan lain sebagainya) yang diasosiasikan dengan kulit putih.

Stigma Cantik Itu Putih

Karena itu peran keluarga atau support system sangatlah penting untuk memiliki pandangan yang luas dan lebih open minded terhadap stigma ini. Bekali anak-anak perempuannya bahwa apapun warna kulit kalian itu adalah pemberian Sang Pencipta yang sudah sepantasnya untuk disyukuri, dirawat, dan dijaga dengan baik. 

Analisa menambahkan, Stigma ini bisa dibentengi dengan tiga hal:

  1. Believe system yang datangnya dari keluarga haruslah kuat, yaitu support terdekat dari keluarga. Biasanya believe system ini mempengaruhi seseorang untuk mencari tahu tentang apapun yang menekan dirinya. Jangan membandingkan diri kita dengan orang lain, just embrace yourself with positivity mindset.
  2. Knowledge, adanya wawasan yang benar tentang produk skincare yang aman bagi kesehatan pun harus dimiliki setiap perempuan. Adanya bekal wawasan yang cukup tentang kosmetik yang aman dan bebas merkuri juga memahami bahaya dari merkuri untuk kesehatan akan membuat semua perempuan bisa lebih bijak dalam memilih produk kosmetik.
  3. Experience, jika sudah pernah merasakan bahayanya kosmetik bermerkuri biasanya mampu mengubah stigma perempuan cantik itu putih bisa dilemahkan. 

dr. Listya Paramita Sp. KK, Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin

Selanjutnya, pemaparan dari dr. Listya terkait stigma cantik itu putih akan membuat aku, kamu, dan semua perempuan bisa lebih nerimo warna kulit yang dimiliki dan justru merawatnya dengan baik.

dr. Listya menjelaskan bahwa warna kulit manusiasangat ditentukan oleh ras atau keturunannya. Dari ras yang berbeda manusia juga membawa pigmen yang jumlahnya berbeda. Pigmen inilah yang sebenarnya bisa membedakan mengapa antara rasa yang satu dan lain memiliki warna kulit yang berbeda.

Stigma Cantik Itu Putih

Stigma Cantik Itu Putih

Adapun pigmen yang paling berpengaruh terhadap warna kulit yaitu eumelanin dan feomelanin dimana eumelanin adalah pigmen oksidasi yang berwarna cokelat tua sedangkan feomelanin pigmen hasil reduksi yang berwarna kuning krem. Karena itulah, manusia terbagi dengan 6 tipe warna kulit, dari yang warna lebih terang hingga yang agak gelap. Nah, faktor genetik juga memiliki pengaurah yang cukup kuat pada warna kulit manusia, hal ini tidak bisa diubah karena memang sudah fitrahnya demikian.

Dr. Listya membeberkan kelebihan kulit sawo matang hingga kulit cenderung gelap. Yakni, minim risiko kanker kulit. Lantaran orang berkulit gelap memiliki lebih banyak melanin sehingga lebih tahan terhadap efek berbahaya dari sinar matahari. Misalnya, mengalami luka bakar, penuaan dini, hingga kanker kulit. Karena itu harus tetap dirawat sebagai bentuk syukur pada Sang Pencipta.

Stigma Cantik Itu Putih

Cara kita mensyukuri dengan apa yang sudah diberikan oleh Sang Pencipta yaitu dengan melakukan perawatan menggunakan skincare yang aman dan juga menjaga gaya hidup dengan mengonsumsi air putih, sayur mayur, buah-buahan, serta pola tidur yang tepat. Selain itu, sangat disarankan untuk melakukan kegiatan olahraga secara rutin.

Berbicara mengenai merawat kulit dengan produk kosmetik, ingat harus dengan kandungan yang aman dan tidak membahayakan kesehatan. Hindari kandungan merkuri yang sudah jelas dampaknya tidak bagi kesehatan.

Kesimpulan 

Maraknya stigma perempuan yang berkulit putih itu cantik tentunya mampu menimbulkan rasa tidak percaya diri bagi perempuan yang memiliki warna kulit lebih gelap. Tak pelak, hal tersebut mendorong banyak perempuan di Indonesia yang terobsesi untuk membuat kulitnya putih dengan menghalalkan berbagai cara, termasuk menggunakan produk kosmetik bermerkuri. 

Stigma Cantik Itu Putih

Padahal banyak sekali testimoni dari korban yang menggunakan produk kosmetik menyatakan betapa kandungan merkuri membawa dampak buruk bagi kesehatan, bahkan hingga kematian. Untuk itu, hiraukan stigma cantik itu putih, yuk bangga dengan warna kulitmu! Mau yang berkulit sawo matang, kuning langsat, maupun hitam manis, kamu tetap cantik. Rawatlah kulitmu dengan cara yang benar, sayangi dirimu dengan membuktikan bahwa stigma cantik itu putih tidaklah benar. 

Belilah produk kosmetik yang alami dan bebas dari kandungan merkuri. Konsumen yang cerdas harus selalu melakukan cek komposisi yang terkandung pada produk yang akan dibeli, serta harus terdaftar di BPOM. Lagipula, bahan-bahan alami tidak kalah bagus untuk mencerahkan kulit, lho. Jadi jangan pernah ragu untuk membeli produk lokal yang mampu bersaing secara kualitas dan bahan baku yang digunakan.

Stigma Cantik Itu Putih

Ingat, selalu lakukan CEK KLIK setiap hendak membeli suatu produk yang digunakan untuk diri sendiri ataupun keluarga. Jangan malas baca komposisi kandungan yang terdapat dalam produk tersebut, cek kedaluwarsanya, nama produk dan nama produsennya, lalu cek izin edarnya juga ya.

Sebagai konsumen jangan lalai dan abai pada bahan-bahan kosmetik yang digunakan dengan tidak mengandung merkuri. Banyak sekali pilihan produk pencerah yang sudah terdaftar di BPOM yang aman untuk digunakan. Jadi, Stop Produk Bermerkuri mulai dari dirimu dan mulai dari sekarang, ya!



42 komentar

  1. Setuju. Bagiku, cantik itu artinya bersih dan sehat. Kalau pake merkuri ya jadinya enggak sehat.

    BalasHapus
  2. SEPAKAT BUANGEETTT Mbaaa
    Duh, perempuan... kenapa sih ribet amat pengin punya kulit putih ala cewe2 Koreyaahh? ya udah lahh, bangga dan bersyukur aja dgn apa adanya kita. Yang penting sehat walafiat, waras jiwa ragaaaa

    BalasHapus
  3. Yups, cantik nggak harus putih. Apalagi kulit wanita Indonesia yang cenderung kuning coklat, yang penting kulit sehat, kenyal, lembab :)

    BalasHapus
  4. Ternyata stigma cantik itu harus putih masih ada ya di zaman sekarang. Padahal saat ini sudah banyak model perempuan berkulit selain putih. Jadi memang harus terus diingatkan. Supaya kita selalu percaya diri apapun warna kulitnya. Jangan sampai malah milih kosmetik yang berbahaya

    BalasHapus
  5. Stigma cantik itu harus putih terpatahkan ya ka melalui webinar bersama bpom tentang edukasi bahaya kosmetik bermerkuri.. narasumbernya juga memberikan informasi yang cukup beragam jadi tambah sadar akan pentingnya kosmetik yang aman buat kesehatan

    BalasHapus
  6. Sebagai wanita dewasa... Jiyaaa dewasa. Aku yg kebetulan ga berkulit putih udah ga terbawa sm stigma cantik itu putih. PR ku ya mengedukasi dua pre teen aku soal ini krn di kalangan usia mrk msh susah menjelaskan soal stigma ini.

    BalasHapus
  7. Aku selalu cek tanggal kadaluarasanya di kemasan, kalo isi kandungannya lebih suka baca di website nya. Dan aku setuju nih dengan Rayi, lebih baik cantik dari dalam. Asikkk aku juga klepek-klepek baca curhat Rayi, lebih suka dengan perempuan yang enak diajak bicara, hahahaa

    BalasHapus
  8. Suka sama pendapat Rayi RAN.
    Yes, kita - perempuan beragam, mau apapun warna kulitnya, tetap bisa jadi cantik asalkan percaya dirinya cantik.

    BalasHapus
  9. Faktanya, kalau di minimart cari produk yang tanpa embel2 "pencerah" itu tidak semudah menemukan Kind**joy di dekat kasir ^_^



    BalasHapus
  10. bangeeet mba... tidak perlu berkulit putih, bertubuh langsing atau berambut lurus untuk bisa menikmati hidup ya

    BalasHapus
  11. Orang Indonesia patokannya ke bule makanya pengen putih, kalau org bule patokannya org yang kulit coklat tu cantik haha.
    Pdhl yang penting kulit tuh sehat dan resik ya :D
    Malah khawatir deh kalau pakai skincare trus tiba2 jd putih instan gtu

    BalasHapus
  12. Yup, cantik bukan hanya milik wanita berkulit putih. Kecantikan yang sesungguhnya terpancar dari dalam hati (inner beauty)

    BalasHapus
  13. Iyaa, kasihan ya perempuan Indonesia terjebak stigma,kalau kulit hitam sering dirundung..padahal yang cantik itu ya yang kulitnya sehat...

    BalasHapus
  14. setuju, cantik nggak harus putih..
    bahaya klo pgn putih trs pake kosmetik yg berbahaya seremm

    BalasHapus
  15. Menurutku stigma putih itu cantik udah mulai pudar sih, setidaknya di lingkungan pergaulanku. Udah nggak pernah ada lagi tuh yang bilang cantik tuh harus putih dan rambut lurus. Kayaknya kampanye untuk menghargai kecantikan semua warna kulit itu udah mulai menunjukan hasil ya

    BalasHapus
  16. Setuju, Kak. Cantik itu nggak harus putih. Aku dulu juga merasa insecure karena ibu dan kakak-kakakku semua berkulit putih, kenapa aku beda sendiri? Haha. Tapi sekarang sudah nggak terlalu peduli dengan stigma itu.

    BalasHapus
  17. emang kudu pede sama warna muka sendiri ya mak. iintinya bersyukur juga sama kulit kita apapun warnanya. makanya aku pakai skincare bukan untuk memutihkan tapi mengkinclongkan hahaha
    cuma emang kudu bener-bener perhatian sama produk kecantikan yang akan dipakai ya

    BalasHapus
  18. Aku setuju kalau cantik itu nggak harus putih. Aku malah ngiri sama mereka yang punya kulit eksotis teh. Haha! Nggak putih, nggak dosa kok. Yang paling penting sih bersih dan mencintai diri sendiri.

    BalasHapus
  19. Seringkali minder kalo deket wanita yang lebih putih.
    Tapi lupa kalau putih itu pigmen yaa..
    bagus sekali webinarnya...mengajak para wanita cerdas memilih kosmetik sehat.

    BalasHapus
  20. Shafira memang kelihatan cantik dan berseri.
    Ngeri juga efek merkuri ini mbak, semoga konsumen makin cerdas dalam memilih produk kecantikan non merkuri

    BalasHapus
  21. Stigma yang ditanamkan bertahun2 lewat iklan ya..tp sekarang bbrp kosmetik mulai iklan dengan menyebut kulit cerah. Efek merkuri memang bahaya banget sayangnya banyak orng blm tahu

    BalasHapus
  22. keren ya webinarnya. Sekarang makin banyak juga dijual krim pemutih, para remaja hingga emak-emak berlomba-lomba memutihkan wajah, bahkan harganya sudah lumayan nih per paket hingga ratusan ribu. Padahal kan dengan cara alami juga bisa sebenarnya.Dan yang utama ya itu tadi menerima dulu diri apa adanya, dengan perawatan yang alami dan aman sebgai pendukung saja, hehehe. Makasih sharingnya mbak

    BalasHapus
  23. Setuju banget Mak sama statement yang tercantum di judul! Campaign ini tu kayanya sempet redup karena yhaaa lagi-lagi masyarakat kita masih kurang diyakinkan dengan kepedulian akan masalah percaya diri dengan apa yang sudah dipunya. Semoga campaign ini bisa balik lagi, menyadarkan masyarakat, terutama temen-temen perempuan usia remaja, untuk lebih percaya diri dengan warna kulitnya :D

    BalasHapus
  24. Langsung ceki2 kosmetik sudah ada BPOMnya belum nih! Makasih mba, emang bener kalau udh terpapar merkuri gara2 kosmetik, efeknya di kulit jg ga main2 ya

    BalasHapus
  25. Aku pernah jadi korban iklan produk pemutih dengan kandungan mercuri mba. Huhuhu
    Waktu itu belum teredukasi bahwa milih produk kosmetik kecantikan yang sudah lulus uji BPOM itu penting banget buat menyelamatkan kesehatan kulit diri sendiri.
    Sekarang ngga berani coba produk belum lulus BPOM

    Acara ini harus sering disosialisasikan ke siswa siswi sampai mahasiswa supaya mereka sadar kulit cantik itu kulit yang SEHAT, BUKAN kulit PUTIH.

    BalasHapus
  26. sayang banget ya kalo para wanita masih dengan stigma kalo cantik itu harus putih, padahal kulit putih ngga ngejamin keliatan cantik, jika etikanya kurang baik juga.. yang utama tunjukin bahwa dirinya punya kelebihan yang bisa dibanggakan ya ka aie

    BalasHapus
  27. Ini niiih! Baru aja aku ga sengaja nemu akun seorang beauty vlogger cilik di IG yang kebetulan berkulit cokelat. Dia merespon komen netizen yang menyuruh untuk suntik putih dengan bikin konten video, suntik putih bisa membahayakan (tentunya ini sindiran yaa).

    Jujur saya pernah kemakan, putih itu cantik. Tapi semakin kesini, sadar bahwa itu gak bener. Di lain sisi, preferensi orang lain mengenai kulit putih itu cantik yaa gabisa disalahin juga.

    Yang paling penting sih gimana ngerawatnya, dan dia pede! :D

    Terima kasih untuk tulisannya kak ^^

    BalasHapus
  28. kulit bersih,cantik dan terawat jauh lebih baik ya kak.dari pada puti, apalagi nggak alami tuh keliatan banget
    yang lebih baik lagi tentu hati yang putih donk ya. kecantikannya akan terpancar dari hati yang baik
    makasih sharing webinarnya kak

    BalasHapus
  29. Alhamdulillah meski tidak putih sejak kecil saya yg suka main layangan, kulit jadi burik saya biasa aja kalau ketemu sama yg cantik dan putih. Secara sejak kecil orang tua dan guru ngaji selalu menanamkan kepercayaan diri, tidak ada yg cantik kalau hatinya tidak baik...

    BalasHapus
  30. Iya bener mbak, seharusnya yang diidamkan adalah kulit sehat, cerah dan terawat. Serta jangan lupa mensyukuri dengan apa yang telah diberikan oleh Allah Swt

    BalasHapus
  31. Wah setuju aku dengan stigma bahwa cantik itu bukan kulit yg putih tapi kulit yg sehat terawat

    BalasHapus
  32. Setuju pake banget, cantik itu gak harus putih, harus dimulai dengan mensyukuri wajah dan tubuh kita ya mba Aie, that's why ortu jaman now tuh kudu ekstra nih peernya mengubah mindset yang betah dari jaman baheula tentang konsep cantiknya perempuan Indonesia

    BalasHapus
  33. Zaman muda dulu ya pernah juga sih kemakan stigma kulit cantik itu yang putih. Sempat juga pakai kosmetik yang bikin kulit putih tapi setelah hamil dan stop pakai kosmetik berbahan tidak aman malah jadi nyaman dengan kulit sendiri. Semoga juga dengan adanya edukasi seperti ini makin banyak yang cinta dengan apapun warna kulitnya.

    BalasHapus
  34. Aku bangga sama warna kulitku, cuma kesel ini ada yg belang krn naik motor hahaha
    Iya tapi bener malah khawatir kalau ada produk yang tiba2 bikin kulit kita lbh putih secara instan, makanmya kudu jeli beli skincare, kudu dipastikan produknya aman ya mbak dr bahan kimia berbahaya

    BalasHapus
  35. Bangga dengan warna kulitmu! Ini pas banget sih sama kondisi saat ini. Ketika banyak perempuan mendambakan kulit putih padahal tone asli kulitnya bukan putih. Hihi

    Apapun warnanya saat kita menghargai diri dan bangga pada diri sendiri dalam kebaikan, tentu semua terpancar dengan indah ya kak

    BalasHapus
  36. Aku pun nyimak diskusi waktu itu walaupun sedikit tersendat, kayaknya karena koneksinya ya. Menarik banget bahasannya, karena bikin tambah sadar untuk mensyukuri apa yang ada. Perawatan semampunya tetep dong ya, tapi bukan dengan tujuan biar jadi putih banget gitu.

    BalasHapus
  37. Bener nih kak, meskipun teknologi sudah maju, tapi masih banyak pemikiran yang tertinggal, contohnya ya yang nganggep cantik itu putih. Padahal kalau mau buka 'mata', mau apapun warna kulitnya, semuanya cantik

    BalasHapus
  38. keren banget acaranya nih. Memang sekarang kudu percaya diri dengan apa yang ada di diri kita. Itu justru yang lebih bikin cantiknya terpancar :) apapun warna kulitnya, yg penting kita rawat dg baik biar sehat :)

    BalasHapus
  39. Wuih lengkap sangat artikelnya Kak Aie. Btw sepakat kulit berwarna lebih sehat ya, Indeed.

    Harus lebih waspada dengan kosmetik bermerkuri nih

    BalasHapus
  40. Cantik ga harus berkulit putih itu bener banget.. kalo ada orang yang masih ga pede karena kulitnya ga putih, come on it's so yesterday babe.. Shafira Umm aja seksi banget menurutku, aku suka deh kulitnya, eksotis gitu, cantik & menarik

    BalasHapus
  41. Aku juga ikutan webinar bareng BPOM ini emg bagus bnget sih pembahasan nya biar banyak jg yg sadar klo cantik itu ga selalu harus putih, jangan sampe pake produk" yg berbahaya deh

    BalasHapus
  42. Narsumnya keren-keren ya Mbak, gak cuma hadirin para wanita aja ya tapi ada pria juga di dalamnya, duh Rayi keren banget sih pemikirannya.
    cantik itu gak selamanya harus putih kok, orang luar malah pengen punya kulit eksotis seperti orang Indo kan ya :)
    syukuri aja apa yang udah dikasih, karena itulah yang terbaik untuk diri kita :)

    BalasHapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisanku ini, bahagia deh rasanya kalo kamu bisa berkomentar baik tanpa ngasih link apapun dan enggak SPAM. :)