Pernah gak kamu scroll medsos, baca postingan seseorang, terus mikir, "Ih kok nyebelin banget sih gaya ngomongnya?" Terus tiba-tiba… kamu keinget, "Lah, dulu aku juga pernah kayak gitu." Well, tulisanku kali ini sebenarnya refleksi jujur tentang fase hidup yang penuh ego dan defensif. Tentang bagaimana kita semua pernah jadi versi diri yang gak kita banggakan, tapi tetap layak tumbuh dan memaafkan diri sendiri. So yes beb, shall we start now ....
Jujur ya, nulis artikel ini rasanya campur aduk. Tapi aku tau, aku harus nulis. Karena semakin aku berdamai dengan diriku sendiri, semakin aku sadar: ternyata dulu aku pernah jadi orang yang gak aku suka. Dan gak apa-apa. Kita semua pernah.
Fase-Fase Penuh Ego Itu Nyata
Aku Pernah Jadi ‘Toxic’ Buat Orang Lain (dan Diri Sendiri)
Itu bukan versi terbaikku. Tapi itu pernah jadi aku.
Titik Balik Itu Gak Selalu Datang dari Hal Besar
Belajar Memaafkan Versi Diri yang Lama
Satu hal yang aku pelajari selama proses ini: kita gak harus benci sama diri kita yang dulu, meskipun dia pernah nyakitin kita atau orang lain.
Kita bisa bilang: “Ya, aku pernah kayak gitu. Tapi sekarang aku ngerti kenapa, dan aku belajar dari situ.”
Memaafkan diri sendiri itu gak berarti membenarkan sikap kita yang dulu. Tapi itu artinya kita memilih untuk gak terus-terusan menghukum diri atas versi lama yang gak tau caranya lebih baik.
Sekarang, Aku Lebih Pelan (Tapi Lebih Paham)
Aku tahu aku masih jauh dari sempurna. Tapi aku juga tahu, aku gak lagi jadi orang yang bikin diriku gak nyaman.
Semua Orang Pernah Jadi Versi yang Mereka Gak Suka
Kalau kamu juga pernah ngerasa jijik sama versi dirimu yang lama... kamu gak sendirian.
Kita semua pernah ada di titik itu. Dan selama kita masih mau jujur, refleksi, dan belajar, maka kita layak tumbuh jadi lebih baik.
Karena pada akhirnya, jadi versi yang lebih jujur dan tenang itu jauh lebih penting daripada sekadar jadi ‘hebat’ di mata orang lain.
Kalau kamu pernah ngalamin hal serupa, yuk cerita di kolom komentar. Versi dirimu yang mana yang dulu gak kamu suka, dan sekarang kamu sudah mulai berdamai? Ceritamu bisa jadi pelukan buat yang lain.
Posting Komentar
Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisanku ini, bahagia deh rasanya kalo kamu bisa berkomentar baik tanpa ngasih link apapun dan enggak SPAM. :)