Aku pikir, semakin dewasa, kita harus makin tahu banyak hal. Harus bisa jawab semua pertanyaan. Harus paham semua topik. Harus terlihat pintar. Harus always on.
Tapi ternyata... lelah juga ya. Lelah jadi orang yang seolah-olah tahu segalanya, hanya karena takut dianggap kurang, takut dikira bodoh, takut dinilai gak kompeten. Well beb, di tulisan kali ini aku menyadari bahwa menjadi dewasa gak mesti tau semuanya and it's normal. So, shall we start now ...
Dulu, aku sering banget overthinking saat di forum kerja atau diskusi serius. Kalau ada istilah atau topik yang gak aku pahami, aku lebih memilih senyum sambil angguk-angguk kayak ngerti. Padahal, isi kepala udah panik sendiri. Nanti kelihatan bego gak ya? Gimana kalau ditanya?
Tapi makin ke sini, aku mulai sadar: pura-pura tahu lebih melelahkan daripada jujur bilang “aku belum tahu.”
Aku lupa siapa yang pertama kali bilang ke aku, tapi kalimat itu masih terngiang sampai sekarang:
"Kamu gak harus tahu semuanya untuk bisa dianggap dewasa. Justru dengan bilang kamu belum tahu, itu tandanya kamu cukup dewasa untuk terbuka belajar."
Dan kalimat itu jadi semacam pelukan buat hatiku.
Belajar Jadi Dewasa Lewat Rasa Malu
Aku gak langsung berubah seketika. Masih ada rasa malu waktu pertama kali bilang, "Aku belum ngerti deh maksudnya." atau "Boleh dijelasin ulang? Aku masih belum nyambung."
Tapi reaksi orang lain yang ternyata biasa aja bikin aku sadar, "Oh, dunia gak akan runtuh kok kalau aku jujur bilang belum tahu."
Bahkan, kadang ada juga yang bilang, "Wah, aku juga bingung pas awalnya. Ntar aku bantu jelasin ya."
Dan dari situ, aku belajar:
Orang yang tulus ngajarin itu masih ada. Dan kita gak akan ketemu mereka kalau terus-terusan pura-pura ngerti.
Dewasa Itu Tentang Tanggung Jawab, Bukan Segalanya Harus Tahu
Makin aku refleksiin, makin terasa bahwa dewasa itu bukan soal pengetahuan, tapi soal sikap.
Sikap untuk jujur. Sikap untuk belajar. Sikap untuk gak malu mengakui keterbatasan. Dan yang paling penting: sikap untuk bertumbuh.
Kita boleh kok gak ngerti soal finansial, teknologi, investasi, geopolitik, atau parenting sekalipun. Tapi kalau kita punya kemauan buat tanya, nyari tahu, dan terbuka belajar, itu udah lebih dari cukup.
Yang penting: gak nyerah di ketidaktahuan.
Beb, Kamu Gak Sendirian
Kalau kamu juga pernah atau sedang merasa insecure karena gak ngerti hal yang semua orang kelihatannya paham… kamu gak sendirian.
Aku juga pernah ngerasa jadi yang paling bodoh di ruangan. Tapi ternyata bukan aku doang. Banyak yang cuma jago ngejalanin muka percaya diri, tapi hatinya sama-sama bingung.
Dan itu wajar.
Karena ternyata… jadi dewasa itu gak harus tahu segalanya. Tapi cukup tahu kapan harus tanya, kapan harus berhenti pura-pura, dan kapan harus mulai belajar.
Kita gak harus hebat hari ini. Tapi kita bisa mulai jadi versi diri sendiri yang lebih jujur — dan itu udah langkah besar.
Pelan-pelan aja.
Kita tumbuh bareng ya :)
Setuju bangettt. Kadang malu buat mengakui kalau nggak tahu. Tapi seiring waktu, menyadari kalau jujur itu lebih baik. Tentunya tetap disertai dengan semangat belajar, ya. Ini berlaku juga untuk orangtua yang kadang "gengsi" atau khawatir wibawanya turun di depan anak kalau mengaku nggak tahu. Tapiii anak juga bisa sekalian belajar loh kalau ortunya juga masih punya semangat belajar, dengan ajakan seperti "Yuk, kita cari tahu sama-sama."
BalasHapuswah kata per kata saya resapin dan menyentuh sekali. saya juga pernah di posisi harus serba tahu semuanya agar orang lain paham kalau saya ini tahu. tpi itu sangat mengganggu pikiran dan hati saya.
BalasHapuslebih baik jujur pada diri sendiri, sebatas mana pengetahuan yang saya dapat. Kalau gak menguasai ya harus berkata jujur " Saya belum mengerti ". Thanks artikelnya.
Di dunia mengajar yang saya geluti pun keterbatasan 'tahu' kita bisa sangat terlihat dan semakin menyadarkan bahwa kita memang tidak 'tahu semuanya'. Contoh sederhananya adalah saya yang mengajar pendidikan agama belum tentu tahu dan bisa jika ditanya tentang matematika, begitu pun sebaliknya. Tapi dari sana kita belajar untuk bersikap dewasa dan memahami bahwa kita memang memiliki keterbatasan
BalasHapusSetuju sih, tapi kadang emang ada masa di mana orang2 pas ditanya kok pada tahun lah saya belum tahu, akhirnya diem seolah-olah ikut tau. Hiks. Harus belajar banyak utk jujur ke diri sendiri
BalasHapusYa, sebenarnya nggak apa-apa kok, untuk berkata "tidak tahu" atau "belum tahu" daripada jadinya "sok tahu". Dan semakin banyak kita mencari tahu sesuaatu, justru malah semakin membuat kita rendah hati, karena ternyata pengetahuan itu luas dan yang kita miliki belum seberapa. Yang terpenting, tidak berhenti belajar.
BalasHapusPaling berbahaya malah merasa sudah banyak tahu dan jadi nggak mau belajar sama yang dianggap lebih muda. Padahal, menjadi dewasa itu, seperti yang Kak Aie bilang, berani mengakui kalau belum tahu dan selanjutnya mau untuk nelajar lagi. Beneran deh, menahan diri untuk pura-pura sudah tahu padahal pengetahuan masih seujung kuku lebih bikin lelah daripada memberanikan diri bersuara, bertanya, serta minta dibantu untuk memahami sesuatu.
BalasHapuskadang dengan semakin bertambahnya usia kita seolah mendapat tuntutan ya untuk bisa lebih tahu segala hal padahal ada juga masanya kita tidak tahu apa-apa
BalasHapusSepakat, orang dewasa bukan berarti tahu akan segala hal, tetapi ada bagian yang tidak diketahui juga. Daripada salah menjawab saya memilih menginformasikan bahwa saya tidak tahu
BalasHapusKadang kita ngerasa jadi dewasa tuh harus selalu punya jawaban atas semua hal, padahal nyatanya nggak juga. Justru dengan berani ngaku “nggak tahu”, kita jadi belajar lebih banyak dan nggak terbebani. Relate banget sama kehidupan sehari-hari 👌
BalasHapus