Ada satu fase dalam pernikahan yang sering terlewat dalam pembahasan: fase ketika anak mulai memasuki usia remaja, dan hubungan suami-istri kembali diuji dengan cara yang tidak pernah sama seperti dulu. Ini bukan fase jatuh cinta seperti masa awal menikah, bukan fase panik dan deg-degan seperti ketika baru menjadi orang tua, dan bukan juga fase serba-manis seperti saat anak masih kecil dan mudah dipeluk kapan saja. Fase ini lebih sunyi, lebih sensitif, lebih emosional, dan kadang terasa seperti menata ulang ulang arah keluarga.
Hubungan Pernikahan Saat Anak Memasuki Usia Remaja: Membangun Kasih Sayang di Tengah Perubahan Fase Hidup
Rabu, 12 November 2025
Aku Cuma Butuh 10 Menit Buat Kembali Waras
Jumat, 07 November 2025
Sadar gak sih kalian, kalau hidup terasa seperti lomba yang gak pernah selesai.
Semua orang bergerak cepat, seperti ada garis finis yang harus dikejar, tapi tidak ada yang benar-benar tahu di mana garis itu berada. Untuk waktu yang lama, aku pun ikut berlari — mengukur diriku dari pencapaian, dari ekspektasi orang, dari standar yang bahkan bukan milikku.
Kalo Lagi Lapar + Butuh Hiburan = Langsung ke Blok M, Fix!
Kamis, 06 November 2025
Ada satu hal yang belakangan ini aku sadari: ternyata salah satu cara paling sederhana untuk merayakan hidup adalah… jalan-jalan cari makan enak. Sesuatu yang dulu mungkin terasa sepele, sekarang justru jadi bentuk kecil dari self-reward dan healing versi dewasa. Semakin bertambah usia, aku belajar bahwa kebahagiaan itu nggak harus selalu besar. Kadang sesederhana menemukan tempat makan yang vibes-nya hangat, makan pelan-pelan, mendengarkan diri sendiri, dan merasa hadir penuh di momen itu.
Menemukan Rumah di Dunia Kreatif: Perjalanan yang Membentuk Siapa Aku Hari Ini
Rabu, 05 November 2025
Ada satu hal yang selalu aku sadari sejak dulu: aku punya rasa ingin tahu yang besar pada hal-hal yang bersentuhan dengan kata, visual, dan cara sebuah pesan bisa menyentuh hati orang lain.
Aku selalu tertarik pada bagaimana sebuah cerita bisa hidup, bagaimana sebuah gambar bisa bicara, dan bagaimana satu konten yang tepat bisa membuat seseorang merasa “aku merasa ini aku banget.”
Ketika Hasil Tes Psikolog Mengatakan Aku Punya Functional Depressive Disorder, Panic Syndrome, Anxiety, dan PTSD
Minggu, 02 November 2025
Ada masa di mana aku merasa “aneh”. Bangun pagi dengan tubuh lengkap, tapi jiwa terasa kosong. Bisa ketawa, tapi rasanya hampa. Bisa produktif, tapi setiap malam menangis tanpa tahu sebabnya. Aku pikir aku cuma lelah. Tapi rasa lelah itu nggak pernah pergi, bahkan setelah tidur panjang atau liburan singkat.
Sampai akhirnya aku memutuskan untuk menemui psikolog—bukan karena aku lemah, tapi karena aku ingin mengerti apa yang sebenarnya terjadi dalam diriku. Dan dari situlah semua ini dimulai.
Ketika Anakku Mulai Deep Talk: Tentang Pertemanan yang Tulus, dan Belajar Jadi Manusia Baik
Kamis, 30 Oktober 2025
Ada fase dalam perjalanan menjadi ibu yang terasa berbeda—ketika anak bukan lagi sekadar butuh dipeluk saat jatuh, tapi juga butuh didengar saat hatinya mulai belajar merasakan. Aku baru benar-benar menyadarinya ketika Darell, anakku yang kini beranjak remaja, mulai datang bukan hanya untuk minta izin main, tapi untuk bicara.
Perjalanan Menulis di Blog: Dari Curhat Jadi Panggilan Hati
Selasa, 28 Oktober 2025
Kadang, hal besar berawal dari langkah kecil yang tanpa sengaja kita ambil.
Begitu juga denganku — yang dulu cuma ingin punya ruang untuk menulis, menuangkan isi kepala setelah seharian jadi ibu dan pekerja, tanpa tahu kalau keputusan sederhana itu akan mengubah hidupku. Dari satu postingan blog yang kutulis di malam hari tahun 2016, perlahan aku menemukan panggilan hati: dunia tulis-menulis yang ternyata bukan hanya tentang kata, tapi juga tentang perjalanan menemukan diri.
Denyut Nadi Bangsa di Akar Rumput: Kisah Tiga Pilar Pembangunan ala Astra
Minggu, 12 Oktober 2025
Pembangunan sebuah bangsa bukanlah sekadar angka-angka makro ekonomi di ibu kota. Ia adalah cerita tentang Idham Aulia di Jawa Timur yang gelisah melihat sungai yang mati, tentang sejuknya napas alam di Ecovillage Cinanjung di Sumedang, dan tentang keagungan budaya yang kembali bernyawa di Hilisimaetano di Nias.
Inilah tiga kisah yang, meski terpisah oleh ribuan kilometer, terjalin erat dalam sebuah semangat bernama Ekosistem Satu Indonesia Astra. Ia bukan hanya daftar apresiasi atau deretan nama desa, melainkan cetak biru nyata bagaimana inovasi individual, keberlanjutan komunitas, dan kemandirian desa dapat membentuk fondasi kuat bagi masa depan Indonesia.
Ketika Anak Mulai Mandiri: Belajar Melepas Tanpa Merasa Kehilangan
Senin, 06 Oktober 2025
Ada satu momen kecil yang tiba-tiba terasa besar buatku.
Beberapa bulan lalu, Darell — anak semata wayangku yang sebentar lagi berusia 15 tahun — tiba-tiba bilang,
“Nggak usah dipesenin Gojek lagi, Bun. Aku naik Transjakarta aja.”
Cuma kalimat sederhana. Tapi jujur, di hatiku rasanya seperti klik, tanda sebuah fase baru sedang dimulai.
Inner Circle Mengecil, Tapi Justru Lebih Bermakna
Jumat, 03 Oktober 2025
Ada masa dalam hidupku ketika punya banyak teman terasa seperti pencapaian.
3 Prinsip KORPORAT yang Bikin Hidup Working Mom Jauh Lebih Tenang
Rabu, 01 Oktober 2025
Beb, aku mau kasih tahu satu hal yang bikin aku lega banget setelah masuk usia 40: Hidup yang sempurna itu nggak ada, yang ada cuma hidup yang bermakna. Titik. Well beb, di artikel kali ini aku mau curhat tapi dengan gaya korporat, eh gimana tuh? Shall we start now...
Melepas Perfeksionisme: Belajar Bahwa Cukup Itu Sudah Sempurna
Rabu, 17 September 2025
Ada masa ketika aku berpikir bahwa hidup yang baik itu adalah hidup yang sempurna. Semua harus rapi, sesuai rencana, tanpa celah, tanpa cacat. Rasanya kalau ada yang meleset sedikit saja, aku gagal. Tapi semakin aku menua, semakin aku sadar: hidup nggak pernah berjalan seindah ekspektasi kita. Dan mungkin memang bukan itu tujuannya.
Life Season di Usia 40-an: Belajar Melepaskan, Menemukan Akar, dan Merancang Ulang Diri
Senin, 15 September 2025
Ada momen dalam hidup ketika kita berhenti sebentar, lalu bertanya: “Aku ini sebenarnya lagi ada di fase apa, ya? Kenapa rasanya capek ngejar, tapi kosong kalau berhenti?”
Aku merasakannya tepat di usia 40-an ini. Ada rasa ingin melambat, tapi di sisi lain, ada juga dorongan lama untuk terus membuktikan diri. Ternyata, ini bukan cuma soal umur—ini tentang season hidup yang sedang aku jalani sekarang.
Belajar Memaafkan Diri Sendiri di Usia 40
Jumat, 12 September 2025
Ada satu hal yang aku pelajari begitu memasuki usia 40: hidup bukan lagi tentang mengejar validasi orang lain, tapi tentang berdamai dengan diri sendiri. Dan bagian paling sulit dari perjalanan itu adalah belajar memaafkan diri sendiri. So yes beb, shall we start now ...
Antara Meeting dan Drama Sekolah: Cerita Working Mom yang Selalu Punya Dua Dunia
Selasa, 09 September 2025
Ada momen di mana aku pernah merasa hidupku seperti punya dua layar. Di satu sisi, aku duduk di depan laptop, rapat via Zoom bersama tim, membicarakan strategi, deadline, dan target perusahaan. Tapi di sisi lain, layar kecil di ponselku tiba-tiba muncul notifikasi dari grup WhatsApp sekolah: “Bu, besok anak-anak ada tugas bikin kostum profesi, ya.”
Seketika, otak ini harus switch cepat: dari strategi bisnis ke ide bikin kostum dadakan untuk anak sekolah. Dan jujur aja, itu bukan hal yang mudah. Well, artikel kali ini aku akan sharing gimana aku selalu berusaha untuk bisa merayakan pilihan menjadi working mom. Shall we start now?
Kenapa Usia 40 Adalah Bab Baru, Bukan Ending
Rabu, 03 September 2025
Ada satu kalimat yang sering kudengar sejak lama: “Hidup itu dimulai di usia 40.” Awalnya, aku hanya tersenyum kecil setiap kali mendengarnya. Buatku yang waktu itu masih berusia 20-an, angka 40 terasa jauh sekali. Aku membayangkan usia itu sebagai masa di mana seseorang sudah mapan, tenang, dan tidak lagi punya banyak kejutan.
Hidup di Usia 40: Antara Takut Tua dan Syukur yang Diam-Diam Tumbuh
Senin, 01 September 2025
Ada sesuatu yang berubah di pagi ulang tahunku yang ke-40. Bukan hanya angka di kalender atau ucapan selamat dari teman-teman yang muncul di WhatsApp. Ada perasaan campur aduk yang sulit dijelaskan: setengah takut, setengah syukur.
Healing Tipis di Tengah Perjalanan Dinas: Pengalaman Pertama ke Taman Nasional Baluran
Senin, 25 Agustus 2025
Sebagai working mom, hidupku kadang seperti jalan tol—padat, cepat, dan penuh deadline. Pagi memikirkan anak sekolah, siang dikejar pekerjaan, malam baru bisa menarik napas panjang. Tapi, hidup kan bukan cuma tentang bekerja keras. Ada momen-momen kecil yang harus dirayakan, termasuk kesempatan untuk healing meski hanya sebentar di sela perjalanan dinas. Shall we start cerita aku 'Healing Tipis di Tengah Perjalanan Dinas: Pengalaman Pertama ke Taman Nasional Baluran'.
Hal-Hal Kecil yang Sering Kita Abaikan, Tapi Ternyata Sangat Menolong
Jumat, 22 Agustus 2025
Pernah nggak sih kamu merasa tiba-tiba dimudahkan dalam satu hal yang kamu pikir akan bikin ribet seharian? Seperti saat kamu buru-buru berangkat kerja dan ternyata jalanan lengang. Atau ketika kamu lagi hectic dan tetiba ada yang nawarin kopi tanpa diminta. Hal-hal kecil yang sering kali lewat begitu saja, tapi kalau kita jeli, itu bisa jadi bentuk pertolongan yang lebih besar dari apa pun.
Rayakan Momen Spesial Bersama Keluarga di Genting Dream, Kapal Pesiar StarDream Cruises
Rabu, 20 Agustus 2025
Ada momen di mana kita ingin berhenti sejenak dari rutinitas—menikmati hidup, merayakan pencapaian, dan membuat kenangan baru. Tahun ini buat aku terasa spesial banget. Bulan Desember nanti, Darell, anak semata wayang kami, genap 15 tahun. Lalu di bulan Februari tahun depan, aku dan suami akan merayakan wedding anniversary ke-16.
Dua momen besar ini rasanya wajib dirayakan dengan cara yang berbeda—bukan hanya kumpul keluarga di rumah, tapi membuat perjalanan yang akan terus kami ceritakan. Pilihan kami jatuh pada Dream Cruises dalam grup StarDream Cruises—dengan kapal Genting Dream—sebuah pengalaman yang bukan cuma romantis buat anniversary, tapi juga seru untuk ulang tahun Darell, dan hangat untuk reuni keluarga besar, termasuk mengajak orangtua yang sudah lansia.
Makan yang Bikin Nostalgia, Rasa yang Menuntun Pulang
Selasa, 19 Agustus 2025
Ada satu momen magis ketika duduk di meja makan bersama orang-orang tersayang: makanan jadi lebih dari sekadar rasa. Ia berubah jadi kenangan, jadi cerita yang hidup lagi di antara sendok-garpu dan tawa yang bertebaran. Kadang, satu suapan bisa membawaku ke masa lalu—ke tempat, ke suasana, bahkan ke rasa hati yang pernah tertinggal. Begitulah yang kurasakan saat akhir pekan kemarin makan bersama keluarga di dua restoran yang langsung mencuri hati: Lot 9 Cibubur dan Makan di Bawah Pohon. Bukan hanya karena makanannya lezat, tapi karena atmosfernya bikin aku merasa seperti… pulang.
Cara Aku Menikmati Buku: Dari Stabillo Sampai Post-it Penuh Warna
Sabtu, 16 Agustus 2025
Ada satu ritual kecil yang selalu aku nantikan saat akhir pekan tiba: membuka buku favorit, menyeduh secangkir kopi hangat, dan menyiapkan "peralatan tempur" membaca yang membuat proses ini jauh dari kata biasa. Buatku, membaca bukan sekadar menyerap kata per kata dari halaman ke halaman. Ada rasa, pengalaman, dan interaksi yang terjadi antara aku dan buku yang sedang aku pelajari atau nikmati.
Pentingnya Punya Circle yang Beragam: Tempat Singgah Saat Lelah, Ruang Belajar Saat Butuh Perspektif Baru
Rabu, 13 Agustus 2025
Ada satu masa dalam hidupku di mana aku merasa sendirian, padahal lingkar pertemananku selalu ramai. Ironis, bukan? Tapi setelah ditelisik lebih dalam, ternyata bukan tentang jumlah teman yang kupunya, tapi tentang warna dalam circle-ku. Semuanya mirip—sefrekuensi, satu lingkungan, topik pembicaraan yang itu-itu saja. Saat aku butuh sudut pandang yang berbeda atau pelarian dari tekanan di satu lingkungan, aku gak punya tempat “pulang” yang lain. Dari sanalah aku sadar: penting banget punya berbagai circle pertemanan dengan dinamika yang beragam.
Sukses Gak Melulu Tentang Materi: Makna Kesuksesan Versi Aku yang Mungkin Kamu Juga Rasakan
Minggu, 10 Agustus 2025
Pernah gak sih kamu scroll media sosial lalu ngerasa insecure karena postingan orang-orang yang terlihat "sukses banget"? Mereka keliling dunia, punya usaha sendiri, rumah estetik, tas branded, pasangan romantis, anak-anak lucu, sampai karier yang melejit kayak roket. Lalu kamu lihat diri sendiri: masih jungkir balik di rutinitas, deadline kerjaan gak ada habisnya, cicilan masih setia setiap bulan, dan healing pun belum sempat. Rasanya pengen nyerah aja, karena kayaknya sukses tuh jauh banget dari genggaman.
Dikasih Rezeki Jangan Lupa Adil: Dapat Banyak, Bantu yang Sulit. Dapat Gampang, Kasih Effort Tambahan
Kamis, 07 Agustus 2025
Pernah gak sih ngerasa dikasih rezeki yang luar biasa mudahnya? Misalnya, tiba-tiba dapet job dengan fee lumayan padahal effort-nya nggak seberapa, atau tiba-tiba ada kemudahan-kemudahan yang kayaknya ngalir terus tanpa hambatan? Di satu sisi kita tentu bersyukur, tapi di sisi lain… ada suara kecil yang bilang: “Gimana cara kamu bersikap adil sama rezeki ini?”
Kadang, Kalau Lagi di Bawah, Gak Harus Naik. Duduk Dulu. Karena Mungkin Tuhan Gak Salah, Aku Aja yang Belum Selesai Memahami.
Senin, 04 Agustus 2025
Ada masa di hidupku yang rasanya kayak lagi tenggelam tapi gak bisa berenang. Tenggorokan sesak, hati remuk, tapi senyum harus tetap dipasang karena hidup nggak bisa di-pause. Pernah gak, ngerasa kayak gitu? Ketika roda kehidupan bener-bener lagi ada di bawah, semua serba salah, semua kayak menjauh, dan doa-doa kita kayak mental ke langit-langit kamar.
Kamu Gak Harus Ramai untuk Bersinar
Jumat, 01 Agustus 2025
Ada masanya aku ingin jadi orang yang disukai semua orang. Serius. Dulu, rasanya tiap kali aku bikin keputusan, pasti diiringi dengan, “Eh, menurut kamu gimana ya?” atau, “Kalau aku ngelakuin ini, kira-kira orang-orang bakal mikir aku lebay gak ya?” Sampai akhirnya aku sadar: kalau terus-terusan mengandalkan validasi dari luar, kapan aku bisa percaya sepenuhnya sama suara dari dalam? Well di tulisan kali ini, lagi-lagi aku mau cerita pengalamanku berpendirian teguh di tengah ricuhnya suara di sekitar. Shall we start now ...
Self Love Gak Harus Healing, Kadang Cukup Roti, Kopi, dan Drakor
Selasa, 29 Juli 2025
Ada masanya aku merasa terlalu sibuk mencintai orang lain sampai lupa bagaimana caranya mencintai diri sendiri. Merawat pekerjaan, keluarga, dan ekspektasi sosial yang terus menuntut, sampai akhirnya sadar: kita butuh jeda. Kita butuh mencintai diri sendiri, bukan lewat perawatan mahal, bukan juga lewat validasi dunia luar. Tapi lewat prioritas yang kita tentukan sendiri.
Ide Kado Anti-Mainstream Buat Teman Nikah: Personal, Penuh Makna, dan Gak Gitu-Gitu Aja
Sabtu, 26 Juli 2025
Ada yang bilang, “Kalau temen nikah, siapin outfit kece dan amplop isi uang.” Tapi buatku, kado itu bukan sekadar harga atau bentuk, tapi soal niat dan rasa. Dan sebagai seseorang yang selalu “niat” kalau urusan kasih kado — entah itu buat teman yang ulang tahun, teman kantor yang lagi ulang tahun anaknya, sampai sekadar roti di pagi hari buat teman yang lagi banyak kerjaan — aku percaya bahwa hadiah yang berkesan itu gak harus mahal, tapi harus personal. Yes, artikel kali ini aku akan cerita kebiasaan ngasih kado anti-mainstream buat teman. Shall we start now ...
Ternyata Jadi Dewasa Itu Gak Harus Tahu Segalanya
Kamis, 24 Juli 2025
Aku pikir, semakin dewasa, kita harus makin tahu banyak hal. Harus bisa jawab semua pertanyaan. Harus paham semua topik. Harus terlihat pintar. Harus always on.
Tapi ternyata... lelah juga ya. Lelah jadi orang yang seolah-olah tahu segalanya, hanya karena takut dianggap kurang, takut dikira bodoh, takut dinilai gak kompeten. Well beb, di tulisan kali ini aku menyadari bahwa menjadi dewasa gak mesti tau semuanya and it's normal. So, shall we start now ...
Jangan Kecil Hati! Setiap Orang Punya Hebatnya Sendiri
Rabu, 23 Juli 2025
Pernah nggak sih kamu ngerasa kecil hati waktu kumpul sama orang-orang yang kelihatannya hidupnya jauh lebih 'wah'? Mereka yang pendidikannya tinggi, punya rumah besar, kerjaan mapan, atau sering pamer pencapaian di media sosial. Sementara kita? Rasanya kayak nggak ada apa-apanya dibanding mereka. Aku pun pernah, bahkan sering. Yes beb, di tulisan kali ini aku kembali dengan curhatan seorang Aie yang banyak mindernya tapi berhasil menerima diri sendiri tanpa tapi. So, shall we start now ...
Banjir Informasi Bikin Kepala Panas? Ini Cara Jaga Kewarasan Tanpa Jadi Buta Dunia.
Minggu, 20 Juli 2025
Setiap pagi, kebiasaan pertamaku selalu sama: buka HP. Scroll sebentar buat cek notifikasi kerjaan, grup keluarga, sampai akhirnya terjebak juga di timeline yang penuh update berita. Kadang pengennya cuma liat video lucu buat mood booster, tapi apa daya, muncul berita soal perang, kekerasan, kasus pelecehan, sampai kebijakan pemerintah yang rasanya bikin jidat makin berkerut.
Utang Budi: Haruskah Jadi Beban?
Kamis, 17 Juli 2025
Beberapa waktu lalu, aku pernah banget ditolong sama teman kantor saat sedang kalut soal pekerjaan. Waktu itu aku kebingungan cari data untuk laporan bulanan, deadline sudah mepet, kepala rasanya mau meledak. Di saat aku hampir menyerah, teman sekantorku tiba-tiba bilang, "Aku ada file-nya, nih. Mau aku bantuin rapihin?"
Nggak Cuma Lucu, Hewan Peliharaan Juga Guru Kehidupan
Senin, 14 Juli 2025
Aku tumbuh di rumah yang tidak terlalu akrab dengan hewan peliharaan. Bukan karena tidak suka, tapi karena Mama sangat menjaga kebersihan. Jadi, waktu teman-temanku sibuk cerita soal kucing yang suka tidur di pelukannya, atau anjing yang setia menunggu pulang kerja, aku cuma bisa membayangkan rasanya. Well, di tulisan kali ini aku mau bahas tentang gimana anabul bisa jadi teman hidup bahkan membuat hidupmu lebih berarti. So shall we start now ....
Aku Belajar Ngejaga Energi, Bukan Cuma Ngejar Validasi
Kamis, 10 Juli 2025
Pernah gak sih ngerasa kayak... kok hidup capek banget ya? Padahal kalau dihitung, kerjaan gak nambah, tanggung jawab gak jauh beda. Tapi kenapa hati dan pikiran rasanya penuh? Aku pernah ngerasa gitu — sampai akhirnya aku sadar: mungkin bukan kerjaanku yang berat, tapi energi yang terus kebuang buat ngejar validasi orang lain. Hari ini aku belajar: jaga energi lebih penting daripada ngejar validasi. So, shall we start now ...
Gak Harus Diterima Semua Orang, yang Penting Aku Ngerasa Aman Jadi Diri Sendiri
Senin, 07 Juli 2025
Dulu, aku pikir hidup itu soal gimana caranya bisa diterima semua orang. Biar gak dijauhin, biar gak dikata-katain, biar keliatan “baik-baik aja”. Tapi makin ke sini, aku sadar… capek, ya.
Ternyata, rasanya kayak terus-menerus pakai topeng, sampai lupa rasanya jadi diri sendiri.
Hari ini aku belajar: aku gak harus diterima semua orang, yang penting aku aman sama diri sendiri. Yuk lanjut baca curhatan aku ...
Cara Tetap Waras Hadapi Orang Bermuka Dua di Kantor (Tanpa Bikin Drama)
Kamis, 03 Juli 2025
Kalau ada lomba kesabaran di kantor, aku yakin sebagian dari kita pasti bisa jadi juara. Apalagi kalau udah ngomongin soal colleague yang hobi banget pasang muka beda di tiap kesempatan. Depan atasan iya iya aja, giliran balik badan langsung jadi orang lain. Atau depan kita manis banget, eh di belakang? Jadi ghost storyteller, sibuk cerita versi dia yang bikin kita geleng-geleng kepala.
Aku Gak Baik-Baik Aja, Tapi Gak Nyalahin Diri Lagi — Luka Ini Gak Hilang, Tapi Bisa Aku Ajak Jalan Bareng
Rabu, 02 Juli 2025
Ada luka yang bisa sembuh dengan cepat.
Dulu Takut Telat, Sekarang Aku Tahu — Hidup Itu Bukan Balapan: Cerita Aie tentang berdamai dengan ritme hidup sendiri dan berhenti ngebandingin diri sama timeline orang lain
Selasa, 01 Juli 2025
Pernah gak sih kamu ngerasa…
“Kenapa aku baru mulai sekarang, sementara orang lain udah sejauh itu?”
Aku pernah. Sering malah.
Dulu, setiap lihat teman-teman seusia udah punya karier mapan, properti, atau pencapaian hidup yang “ideal”, aku langsung ngerasa kecil. Telat. Tertinggal. Gagal.
Padahal... aku juga udah berusaha.
Tapi entah kenapa, perasaan itu gak pernah hilang:
“Kenapa hidupku gak secepat mereka?”
Sampai akhirnya aku belajar satu hal yang mengubah cara pandangku:
gak semua orang punya garis start yang sama, dan gak semua orang harus finish di waktu yang sama. So, beb di tulisan kali ini lagi-lagi aku curhat tentang penerimaan diri sendiri dengan apapun yang aku dapatkan di dalam hidup. Shall we start now ...
Gak Harus Cepat, yang Penting Nggak Berhenti: Cerita tentang progress kecil yang Aie peluk pelan-pelan—dan ternyata, justru itu yang paling bermakna
Rabu, 25 Juni 2025
Dulu aku pikir, kalau mau berkembang, harus cepat. Harus kelihatan. Harus punya hasil yang bisa diposting, dibanggakan, dan dinilai orang.
Tulisan ini adalah catatan kecil tentang versi Aie yang hari ini—hasil dari perjalanan yang jauh dari “cepat”, tapi terus berjalan. Shall we start now...
Self-Worth Itu Bukan Buat Dipamerin, Tapi Dikenali dan Diterima
Senin, 23 Juni 2025
“Self-worth bukan hasil dari seberapa sibuk kamu. Tapi dari seberapa kamu kenal dan nerima dirimu sendiri, apa pun kondisinya.” Pernah gak sih kamu ngerasa lebih berharga saat punya pencapaian tertentu? Waktu dapet promosi, dipuji atasan, atau punya banyak pekerjaan yang ‘kelihatan penting’?
Surat Untuk Diri Sendiri 10 Tahun Lalu: Kamu Udah Bertahan, Sekarang Saatnya Bertumbuh
Jumat, 20 Juni 2025
Kalau bisa peluk kamu di masa itu, aku bakal bisikin: 'Kamu gak harus selalu kuat kok, yang penting terus hidup. Bertahan pun bentuk kemenangan.’ Yes beb, di tulisan kali ini aku beneran mau curhat se-real mungkin tentang gimana aku berterimakasih sama diri ini 10 tahun yang lalu karena udah mau bertahan dan sekarang saatnya bertumbuh menjadi manusia yang bisa menerima semua tanpa tapi. Shall we start now ...
Ternyata Gak Apa-Apa Kok, Gak Selalu Jadi yang Paling Keren
Kamis, 19 Juni 2025
Dulu, aku sibuk banget ngebuktiin diri.
Tulisan ini adalah catatan jujur tentang transisi itu. Dari versi diriku yang haus validasi, ke versi yang sekarang lebih butuh kedamaian. Gak sempurna. Tapi jujur. Dan jauh lebih hidup. So, shall we start now ....
Cowok Juga Boleh Nangis: Pelajaran Emosi Buat Darell (dan Bunda Juga)
Senin, 16 Juni 2025
“Laki-laki jangan cengeng!”
“Udah, nggak usah baper.”
Kalimat-kalimat itu mungkin terdengar sepele. Tapi ternyata bisa jadi luka yang nggak kelihatan. Dan sebagai ibu dari anak laki-laki, aku belajar untuk nggak ikut mengulangnya. Well moms, di artikel kali ini aku akan bahas tentang, 'Cowok Juga Boleh Nangis: Pelajaran Emosi Buat Darell (dan Bunda Juga)'. Shall we start now ...
Level Up Your Blog with Visual Communications: Kunci Blogmu Makin Menarik di Era Visual!
Jumat, 13 Juni 2025
Pernah gak sih ngerasa udah nulis artikel blog sepanjang kereta api, tapi begitu di-share ke sosial media, interaksinya gitu-gitu aja? Rasanya kayak masak rendang 4 jam tapi yang makan cuma kamu sendiri. Nah, aku juga pernah ada di fase itu—capek bikin konten, tapi visualnya kurang "nangkap". Sampai akhirnya aku kenal lebih dekat dengan kekuatan visual communication. Well, di tulisan kali ini aku akan bahas tuntas tentang 'Level Up Your Blog with Visual Communications: Kunci Blogmu Makin Menarik di Era Visual!'. Shall we start now ...
Street Feeding Kucing Bisa Bikin Umroh? Ini Cara Ikutan BOLT Berkah Sekaligus Rawat Anabul Jalanan!
Kamis, 12 Juni 2025
Dari dulu aku percaya, kalau kita baik sama makhluk hidup lain—entah itu manusia atau hewan—semesta punya caranya sendiri buat membalas. Dan sejak aku mulai rajin street feeding kucing jalanan di komplek rumah, aku makin paham satu hal: berbagi nggak akan bikin kita kekurangan. Well, artikel kali ini aku akan bahas tentang Hati yang Berbagi, Rejeki Datang Sendiri melalui Street Feeding Kucing yang Bisa Bikin Umroh. Shall we start now …
Kiat Memilih Sekolah Terbaik untuk Anak: Bukan Sekadar Nilai, Tapi Tempat Tumbuh yang Tepat
Sebagai seorang ibu bekerja dengan anak laki-laki yang kini duduk di kelas 8 SMP, aku mulai merasakan riuhnya fase pencarian sekolah lanjutan. Bukan sekadar mencari sekolah “favorit”, tapi tempat yang benar-benar bisa jadi ladang tumbuh Darell. Sebuah tempat yang tidak hanya menilai dari angka di rapor, tetapi juga menghargai proses, karakter, dan keunikan setiap anak. Well moms, di tulisan kali ini aku akan membahas terkait, 'Kiat Memilih Sekolah Terbaik untuk Anak: Bukan Sekadar Nilai, Tapi Tempat Tumbuh yang Tepat', shall we start now ....
Ternyata… Aku Pernah Jadi Orang yang Gak Aku Suka (dan Ini Cara Aku Berdamai)
Rabu, 11 Juni 2025
Pernah gak kamu scroll medsos, baca postingan seseorang, terus mikir, "Ih kok nyebelin banget sih gaya ngomongnya?" Terus tiba-tiba… kamu keinget, "Lah, dulu aku juga pernah kayak gitu." Well, tulisanku kali ini sebenarnya refleksi jujur tentang fase hidup yang penuh ego dan defensif. Tentang bagaimana kita semua pernah jadi versi diri yang gak kita banggakan, tapi tetap layak tumbuh dan memaafkan diri sendiri. So yes beb, shall we start now ....
Ternyata Usia 40-an Gak Serem, Cuma Butuh Versi Diri yang Lebih Jujur
Selasa, 10 Juni 2025
“Katanya, usia 40 itu titik balik. Tapi bagiku, justru ini titik tumbuh. Tempat di mana luka-luka lama bukan lagi tempat tinggal, tapi jadi bahan belajar. Tempat di mana tubuh gak lagi jadi ajang kompetisi, tapi jadi rumah yang perlu dirawat. Tempat di mana kita mulai gak ngoyo ngejar validasi, karena yang paling penting sekarang: damai sama diri sendiri.” Well, di tulisan kali ini aku akan bener-bener naked truth tentang gimana sih rasanya menginjak usia 40? Shall we start now beb ...



































%201.png)






%201.png)



%201.png)
